Pada saat merebus air maka kita akan langsung melihat dengan kedua mata kita proses penguapan. Meski secara penglihatan sedikit samar namun akan terlihat dari gas air yang akan membentuk awan tetesan air. Tetesan-tetesan tersebut menjadi petunjuk perubahan molekul air.
Istilah itu dikenal penguapan atau evaporasi. Sehingga dapat disimpulkan evaporasi adalah proses perubahan molekul di dalam keadaan cair (contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Di sisi lain, juga dikenali evaporasi adalah bentuk proses difusi uap air ke atmosfer dari permukaan air yang terbuka bebas. Termasuk diantaranya adalah kehilangan air dari danau, sungai, bahkan awan dan tanah jenuh dan permukaan tumbuhan, tetapi tidak menggabungkan kehilangan transpirasi dari tumbuhan. Sangat penting untuk membedakan antara proses evaporasi yang hanya memperhatikan badan air yang bebas dan yang berasal dari evapotranspirasi.
Pada umumnya molekul-molekul tidak memiliki cukup energi untuk melepas diri dari cairan. Oleh karenanya cairan akan berpotensi untuk berubah menjadi uap dengan sangat cepat. Pada saat molekul-molekul saling bertumbukan satu sama lain mereka saling bertukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukan.
Tidak jarang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu molekul mendapatkan energi yang cukup untuk menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan "menguap".
Apabila diamati lebih lanjut, akan nampak adanya cairan yang terlihat tidak menguap di titik suhu tertentu di dalam pola gas tertentu. Pada kondisi tersebut cairan seperti ini memiliki molekul-molekul yang cenderung tidak menghantar energi satu sama lain dalam pola yang cukup untuk memberi satu molekul "kecepatan lepas" - energi panas - yang diperlukan untuk berubah menjadi uap. Namun cairan seperti ini sebenarnya menguap, hanya saja prosesnya jauh lebih lambat dan karena itu lebih tak terlihat.
Aneka Macam Proses Hidrologi
Dalam proses siklus air memungkin terjadinya rangkaian perjalanan air ke atmosefer lapisan ozon dengan beberapa cara, antara lain: kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Yang artinya, air yang ada di bumi menguap, jadi awan, terus turun lagi sebagai hujan atau embun. Semua proses penguapan air termasuk menjadi satu rangkaian yang dikenal dengan istilah daur hidrologi. Berikut penjelasannya:
1. Evaporasi adalah proses di mana air yang ada di laut, rawa, sungai dan lainnya menguap karena adanya pemanasan dari sinar matahari. Dalam hal ini, air diubah menjadi uap air atau gas, sehingga bisa naik ke atmosfer.
2. Transpirasi adalah proses ini serupa dengan evaporasi, hanya saja proses penguapan ini terjadi pada jaringan makhluk hidup, seperti tumbuh-tumbuhan.
3. Kondensasi adalah proses di mana berubahnya uap air di atmosfer menjadi partikel es yang sangat kecil di suhu yang rendah. Partikel es tersebut saling mendekat satu sama lain, sehingga akan menggumpal sebagai awan.
4. Presipitasi adalah ketika terlalu banyak air yang terkondensasi maka tetesan air di awan akan menjadi besar dan berat untuk menahan di udara sehingga jatuh sebagai hujan, salju atau hujan es.
Faktor Pengaruh Evaporasi
Evaporasi adalah proses penguapan yang dapat dipengaruhi oleh keberadaan faktor suhu air, suhu udara, kelembapan tanah, kecepatan angin, tekanan udara, dan sinar matahari. Berikut beberapa faktor penting yang memengaruhi laju evaporasi:
1. Kedalaman air.
2. Kelembapan atau uap air.
3. Aliran udara di atas permukaan.
4. Radiasi matahari dan permukaan daratan.
5. Sifat serta ukuran permukaan evaporasi.
6. Suhu permukaan penguapan udara.
Evaporasi dan Siklus Air
Daur hidrologi dimulai dengan adanya penguapan dari air laut. Uap air tersebut berhasil dibawa oleh udara yang melaju dan bergerak. Dalam kondisi yang baik, uap air tersebut akan terkondensasi membentuk awan, yang pada akhirnya akan membentuk presipitasi.
Pada akhirnya, prespitasi akan jatuh ke permukaan bumi dan kemudian menyebar dengan arah yang berbeda-beda dalam beberapa cara. Sebagian besar dari presipitasi tersebut untuk sementara tertahan pada tanah di dekat tempat ia jatuh, dan akhirnya dikembalikan lagi ke atmosfer oleh penguapan (evaporasi) dan transpirasi oleh tanaman.
Meski demikian, sebagian besar air yang ada di permukaan dan air bawah tanah dikembalikan ke atmosfer oleh penguapan dan transpirasi sebelum sampai ke laut. Sementara, hujan berasal dari uap air di atmosfer, sehingga bentuk dan jumlahnya dipengaruhi oleh faktor klimatologi seperti angin, temperatur dan tekanan atmosfer. Uap air tersebut akan naik ke atmosfer sehingga mendingin dan terjadi