Kasus Baru Covid-19 RI 793 Orang, Mayoritas dari Jakarta dan Jabar

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.
Pelajar mengikuti sosialisasi keselamatan berlalu lintas di SMKN 29 Jakarta, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (5/1/2022). Dinas Pendidikan DKI Jakarta memastikan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% tetap dilakukan meski ada kenaikan kasus.
13/1/2022, 18.02 WIB

Penularan Covid-19 di Indonesia kembali menanjak pada Kamis (13/1) usai tertahan pada Rabu (12/1). Pemerintah melaporkan kasus baru corona RI mencapai 793 hari ini atau melonjak dari 646 kemarin.

Bersamaan dengan itu, kasus Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta juga bertambah dari 412 kemarin menjadi 478 hari ini. DKI menyumbang tambahan pasien terbanyak hari ini, disusul oleh Jawa Barat yang melaporkan 89 kasus. 

Jumlah kasus nasional yang didapatkan hari ini berasal dari pemeriksaan terhadap 195.527 orang. Sedangkan angka rasio positif juga terus merangkak hingga mencapai 0,41%.

Sedangkan angka kematian pasien corona hari ini juga bertambah lima orang. Jawa Tengah menyumbang kenaikan kasus meninggal terbanyak yakni dua orang.

Sementara, angka kesembuhan pasien Covid-19 yang dilaporkan hari ini juga bertambah 385. Jumlah pasien pulih terbanyak secara harian disumbangkan DKI Jakarta yakni 294 orang.

Pemerintah juga melaporkan kasus aktif corona hari ini bertambah 403 menjadi 7.388 orang. Selain itu jumlah suspek Covid-19 hari ini mencapai 5.405 orang. 

Sedangkan penularan saat ini terjadi seiring munculnya kasus Omicron di Indonesia. Kementerian Kesehatan memperkirakan puncak kasus varian ini terjadi pada Februari mendatang. "Prediksinya pada minggu pertama dan kedua Februari," kata Juru Bicara Vaksin Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi kepada Katadata.co.id, Selasa (11/1).

Kementerian Kesehatan mengacu pada data rata-rata puncak kasus Omicron di beberapa negara yang terjadi 38 hari sejak kenaikan kasus. Hal ini terjadi di Zambia, Inggris Raya, dan Afrika Selatan.

Sedangkan Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman memperkirakan puncak kasus Omicron terjadi pada Februari-Maret mendatang. "Ini menjadi prediksi paling kuat," ujar dia.

Ia memperkirakan, gelombang Omicron akan terjadi dengan cepat dibandingkan gelombang sebelumnya, yaitu selama satu bulan. Bahkan, gelombang kasus Omicron bisa lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan kasus varian Delta.