Pemerintah berupaya untuk menjaga pasokan obat Covid-19 untuk menghadapi gelombang penularan corona. Saat ini Kementerian Kesehatan sudah mengamankan 400 ribu Molnupiravir yang disiapkan PT Amarox.
Selain itu, PT Amarox juga akan memproduksi sendiri Molnupiravir mulai April atau Mei 2022. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga meminta perusahaan tersebut mampu membuat Paxlovid untuk pasokan obat Covid-19.
“Kalau bisa segera mendapatkan akses ke obat tersebut akan sangat membantu penanganan Covid-19,” kata Budi dalam keterangan tertulis usai meresmikan PT Amarox Pharma Global di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (14/1).
Produksi dalam negeri sangat penting lantaran dari pengalaman lonjakan Covid-19 sebelumnya, Indonesia mengalami kesulitan mendapatkan pasokan obat. Ia mengatakan, dalam jangka pendek PT Amarox bisa membantu penanganan pandemi dan dalam jangka panjang mampu mendukung kemandirian obat dalam negeri.
“Sehingga kalau ada pandemi selanjutnya, kita tidak bergantung kepada negara lain,” kata mantan Direktur Utama Bank Mandiri itu.
Sebelumnya, Budi mengatakan bahwa obat ini akan diberikan untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan, dengan saturasi oksigen darah di atas 95%. Hal ini ditujukan untuk mencegah pasien dirawat di rumah sakit.
Obat itu menjadi antivirus oral pertama untuk pasien corona. Cara kerjanya, mereka akan mengacaukan kode genetik virus agar tidak bereplikasi di tubuh inang.
Studi laboratorium yang dilakukan Merck menunjukkan, Molnupiravir kemungkinan efektif melawan varian virus corona, termasuk Delta. Hasil penelitian raksasa farmasi AS ini menunjukkan, obat itu paling mujarab bila diberikan pada tahap awal infeksi. Adapun obat tersebut diberikan dengan dosis 2 x 800 mg selama 5 hari atau setara 40 tablet oral masing-masing 200 mg untuk 1 kali siklus terapi.
Budi mengatakan, obat Covid-19 tersebut akan dibanderol kurang dari Rp 1 juta. "Hitung-hitungan kami US$ 40 – US$ 50. Jadi tidak terlalu mahal, di bawah Rp 1 juta," katanya pada 8 November lalu.