Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk tidak berpergian ke luar negeri di tengah merebaknya penularan Covid-19 varian Omicron.
Di tengah himbauan tersebut, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menemukan banyaknya orang berwisata ke luar negeri yang mengaku bekerja.
“Praktek di lapangan menunjukan tidak sedikit yang ke luar negeri mengaku untuk bekerja namun sebenarnya untuk wisata dan sebaliknya,” kata Moeldoko seperti dikutip dari keterangan pers, Rabu (19/1).
Kantor Staf Presiden dan Ditjen Imigrasi pun menilai, syarat perjalanan ke luar negeri tujuan wisata perlu diperketat.
Namun, identifikasi tujuan orang ke luar negeri masih menjadi salah satu tantangan dalam melakukan pembatasan tersebut.
Adapun, pembatasan dilakukan sebagai upaya menekan laju kasus Omicron dari pelaku perjalanan luar negeri.
Data Kementerian Kesehatan pada 15 Januari 2022 menyebutkan, dari 748 kasus Omicron yang terdeteksi di Indonesia, 75% kasus Omicron berasal dari pelaku perjalanan luar negeri.
Pelaku perjalanan itu sebagian besar berasal dari Arab Saudi, Turki, Malaysia, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.
Atas dasar tersebut, pemerintah mengimbau masyarakat untuk menahan diri melakukan perjalanan ke luar negeri, kecuali penting.
Nantinya, pengetatan syarat perjalanan ke luar negeri akan dikecualikan bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI), mahasiswa, dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan mendesak, seperti alasan kesehatan atau kemanusiaan.
Moeldoko mengatakan, Ditjen Imigrasi akan berkoordinasi dengan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Satgas, dan Kementerian Kesehatan untuk menindaklanjuti rencana tersebut.
Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat, ada 3.923 kasus positif yang berasal dari pelaku perjalanan luar negeri di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Banten.
Data tersebut merupakan kumulatif kasus corona yang ditemukan di Soetta pada periode 1 Desember 2021-16 Januari 2022.
Pada periode tersebut, total penumpang luar negeri yang masuk mencapai 123.313 orang.
"Kumulatif kasus positif 3.923 kasus atau 3,2% dari total kedatangan penumpang luar negeri," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IX DPR di Jakarta, Selasa (18/1).
Dari jumlah penumpang yang positif, sebanyak 567 orang atau 14,5% terdeteksi positif varian Omicron.
Kasus positif Covid-19 juga ditemukan di pintu masuk lainnya. Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk dan Entikong, Kalimantan Barat menerima 6.168 penumpang perjalanan internasional pada periode yang sama.
Dari jumlah penumpang itu, sebanyak 79 orang atau 1,3% positif virus corona.Meski demikian, tidak ada penumpang yang tertular varian Omicron.
"Tidak ada selain masuk melalui pintu kedatangan di Jakarta," ujar dia.
Selain itu, sebanyak 11.629 penumpang luar negeri masuk melalui Pelabuhan Batam, Kepulauan Riau. Dari jumlah itu, sebanyak 729 orang terdeteksi positif Covid-19.
Kasus corona juga ditemukan di Pelabuhan Nunukan, Kalimantan Utara yakni sebanyak 3 orang atau 1,08% dari 277 penumpang.
Sedangkan Bandara Sam Ratulangi, Sulawesi Utara dan PLBN Motain Nusa Tenggara Timur tak menemukan kasus positif.