Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada hari ini merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75. Ucapan selamat mengalir kepada Presiden kelima Indonesia tersebut.
Salah satunya dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani yang juga anak dari Megawati. Dalam unggahan foto di Instagramnya, Puan mengatakan tak ada perayaan secara khusus.
Apalagi Mega disebutnya meminta masyarakat tetap berada di rumah lantaran bahaya penularan Covid-19. Perayaan selama dua tahun belakangan dilakukan dengan kumpul keluarga dan doa bersama.
"Selamat ulang tahun ma, we love you," tulis Puan dalam Instagramnya, Minggu (23/1).
Ucapan selamat juga datang dari Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo. Pria yang akrab dipanggil Bamsoet ini mengunggah kolase foto dirinya bersama Mega dalam beberapa kesempatan.
"Semoga panjang umur, selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT dan terus menjadi pengayom bagi rakyat, bangsa, dan negara," kata Bambang dalam tulisan di Instagramnya.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga ikut memberikan selamat. Ia berharap Mega tetap dapat menjalankan tugas negara maupun partai di masa depan.
"Kami percaya pada kepemimpinan ibu, situasi kebangsaan akan semakin baik," kata Airlangga, Minggu (23/1).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga turut memberikan selamat. Ia bahkan mengunggah fotonya bersama Mega saat membawakan lukisan karya seniman Semarang Djoko Susilo.
Begitu pula Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang memberikan selamat kepada Mega yang berulang tahun pada hari yang sama dengan Ketua Umum Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Akhmad Syaikhu.
Bahkan PDI Perjuangan pada Minggu (23/1) mengadakan acara khusus bertajuk "Sikap Hidup Merawat Pertiwi". Dalam acara tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) partai banteng Hasto Kristiyanto serta mantan Sekjen Pramono Anung dan Tjahjo Kumolo memberikan testimoni.
Hasto mengatakan bahwa putri proklamator RI Sukarno itu mengajarkannya prinsip bernegara sekaligus berorganisasi. Prinsip dasar bernegara ini disebutnya kerap disampaikan Mega kepada kader lainnya seperti Tri Rismaharini (Risma).
Sedangkan Tjahjo mengatakan, Mega selalu berpesan kepada dirinya untuk menjadi kader yang membela keberagaman dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Jadi kader PDIP yang harus bisa mengorganisir masyarakat dengan kegiatan simpatik," ujarnya.
Adapun Pramono mengatakan bahwa Mega merupakan sosok yang meminta kader untuk patuh terhadap konstitusi dan kehormatan pemimpin. Sekretaris Kabinet tersebut meceritakan pada tahun 2006, sejumlah kader PDIP siap menginterupsi pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, namun hal tersebut urung dilakukan,
"Ibu marah sekali dan memberi perintah bahwa siapapun yang menginterupsi Presiden akan dipecat," kata Pramono. "Boleh berbeda, tapi harus patuh konstitusi, itu yang diajarkan Ibu Mega, " kata Pramono.