Mengenal Sejarah dan Tokoh Penting di Konferensi Meja Bundar

sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id
Hasil Konferensi Meja Bundar
Editor: Safrezi
2/2/2022, 13.33 WIB

Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah kesepakatan Indonesia dengan Belanda untuk meraih kedaulatan negara. Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag, Belanda. Kapan peristiwa KMB terjadi? KMB dimulai tanggal 23 Agustus 1949 hingga 2 November 1949.

Hasil keputusan KMB adalah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Kedaulatan ini membuat Indonesia menjadi negara serikat kerjasama dengan Indonesia-Belanda.

Mengutip dari kemdikbud.go.id, tanggal 27 Desember 1949 merupakan penyerahan kedaulatan Belanda kepada RIS. Indonesia berhasil mendesak Belanda keluar dari wilayah RI dan pengakuan kedaulatan.

Tokoh konferensi Meja Bundar

  1. Mohammad Hatta sebagai ketua delegasi Republik Indonesia untuk KMB.
  2. Sultan Hamid II menjadi delegasi BFO (Bijeenkomst Voor Federal Overleg atau Pertemuan Musyawarah Federal). BFO berkaitan dengan pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS).
  3. Mr. van Maarseveen sebagai ketua delegasi Belanda di KMB
  4. Chritchley sebagai ketua delegasi UNCI (United Nations Commission for Indonesia)

Hasil Konferensi Meja Bundar

Konferensi Meja Bundar menghasilkan keputusan penting pada Indonesia. Tanggal 29 Oktober 1949, pihak RI dan BFO menandatangani persetujuan konstitusi RIS.

Mengutip dari buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMP/MTs Kelas IX, berikut hasil Konferensi Meja Bundar:

  1. Belanda mengakui Indonesia sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS). Indonesia menjadi sebuah negara yang berdaulat dan merdeka. RIS terdiri dari 15 negara bagian yang dibentuk oleh Belanda. 
  2. Pembahasan mengenai Irian Barat akan ditunda selama satu tahun, setelah pengakuan kedaulatan. 
  3. Pemerintah RIS akan diatur dalam konstitusi yang dibuat oleh delegasi Republik Indonesia dan BFO selama KMB. 
  4. Uni Indonesia-Belanda merupakan kerjasama secara sukarela dan sederajat. Uni Indonesia-Belanda ini disepakati oleh Ratu Belanda. 
  5. RIS harus membayar hutang-hutang Hindia Belanda sampai waktu pengakuan kedaulatan sejak tahun 1942.

Setelah hasil konferensi diumumkan, pihak RI dan BFO kemudian menandatangani persetujuan konstitusi RIS. Persetujuan ini dilakukan tanggal 29 Oktober 1949.

Perundingan NKRI Mempertahankan Kedaulatan

Selain Konferensi Meja Bundar, Indonesia melakukan perjanjian dengan Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Belanda belum mengakui kedaulatan Indonesia, sampai akhirnya muncul tentara Belanda dengan sekutu.

Kedatangan Belanda dengan sekutu ini membuat pertempuran di beberapa daerah. Terjadi bentrokan antara rakyat dan Belanda sehingga membuat Pertempuran Ambarawa, Pertempuran Surabaya, Bandung Lautan Api, dan masih banyak lagi.

Pertempuran ini berdampak pada Indonesia dan Belanda, sampai akhirnya mencapai kesepakatan. Indonesia berusaha melakukan diplomasi dan perjanjian untuk meraih kedaulatan negara.

Berikut perjanjian yang dilakukan NKRI:

1. Perundingan Linggarjati

Perundingan Linggarjati dilaksanakan tanggal 10 November 1946, di Cirebon. Hasil perundingan ini disusun dalam naskah kemudian ditandatangani kedua belah pihak.

Berikut isi perundingan Linggarjati

  • Pemerintah Belanda mengakui secara de facto wilayah RI atas Jawa, Sumatra, dan Madura. 
  • Pemerintah RI dan Belanda menyelenggarakan berdirinya negara Indonesia Serikat. 
  • RIS akan kerjasama dengan Pemerintah Belanda membentuk UNI Indonesia-Belanda yang diketuai oleh Ratu Belanda. 

2. Perundingan Renville

Setelah Linggarjati, ternyata Belanda melakukan Agresi Militer I pada 21 Juli 1947. Agresi ini dilakukan di wilayah Jawa dan Sumatera. Agresi ini menjadi kecaman keras di dunia internasional.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kemudian membentuk Komisi Tiga Negara (KTN). Anggota KTN terdiri dari Richard C. Kirby dari Australia (perwakilan Indonesia), Paul Van Zeeland dari Belgia (perwakilan Belanda), dan Prof. Dr. Frank Graham dari Amerika Serikat sebagai penengah datang ke Indonesia.

Perjanjian ini dilakukan pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948. Perjanjian dilakukan di kapal USS Renville, di Teluk Jakarta. Isi perundingan Renville yaitu:

  • Persetujuan menghentikan tembak-menembak di sepanjang Garis Van Mook. 
  • Dasar-dasar politik Renville berisi kesediaan kedua belah pihak menyelesaikan secara damai. 
  • Adanya 6 pasal tambahan KTN tentang kedaulatan Indonesia di tangan Belanda, selama masa peralihan. 

3. Perundingan Roem-Royen

Perundingan Roem Royen dilaksanakan tanggal 14 April 1949 sampai 7 Mei 1949. Isi perundingan Roem Royen yaitu:

  • Angkatan bersenjata dari Belanda akan menghentikan operasi militer dan membebaskan tawanan perang. 
  • Pemerintah Republik Indonesia akan datang ke KMB. 
  • Pemerintahan Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta.