Kasus Covid-19 Indonesia Diprediksi Melonjak hingga 3 Pekan ke Depan

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Petugas PMI menyemprotkan disinfektan di ruangan kelas SMPN 97 Jakarta, Kamis (3/2/2022).
Penulis: Happy Fajrian
6/2/2022, 20.39 WIB

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi Indonesia kemungkinan menghadapi lonjakan kasus Covid-19 yang tinggi dalam 2-3 minggu ke depan imbas varian Omicron. Masyarakat diimbau dan diingatkan agar sadar akan pentingnya disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Sejauh ini data yang dimiliki Kementerian Kesehatan menunjukkan, angka kasus konfirmasi harian bertambah, namun jumlah pasien yang masuk ke rumah sakit relatif lebih sedikit. Pasien yang masuk ke rumah sakit juga cenderung menunjukan gejala ringan, atau tanpa gejala sama sekali.

Per Minggu (6/2) pukul 13.00, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit secara nasional berjumlah 18.966. Artinya tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed ocupancy rate (BOR) nasional saat ini masih 23,35% dari 81.235 kapasitas tempat tidur Covid-19 yang tersedia.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi M.Epid,. membenarkan bahwa saat ini jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit masih rendah meski penambahan angka konfirmasi positif harian cenderung tinggi.

“Masyarakat tidak perlu terpaku pada jumlah tersebut dan jangan panik karena sebagian besar gejala yang ditunjukkan adalah gejala ringan atau tidak bergejala sama sekali, lama masa perawatan juga lebih sebentar jika dibandingkan dengan kasus varian lainnya,” ujar dr. Nadia dalam keterangan tertulis.

Dia berharap masyarakat dapat benar-benar waspada dan mengetahui kondisi ini dengan baik, bahwa penularan dari varian Omicron ini lebih cepat daripada varian of concern Covid-19 yang lain. Namun kasus kesakitan maupun kematian akibat varian ini rendah.

“Sehingga rumah sakit sebaiknya digunakan oleh pasien yang benar-benar membutuhkan, yaitu mereka yang memiliki gejala sedang hingga kritis,” tambah dr. Nadia.

Kemenkes kembali mengimbau masyarakat yang terpapar namun tidak bergejala atau hanya gejala ringan, cukup melakukan isolasi mandiri di rumah atau isolasi terpadu dengan memanfaatkan layanan telemedicine jika tersedia atau dapat melapor ke Puskesmas terdekat.

“Bagi masyarakat yang terpapar namun gejalanya ringan, seperti batuk, pilek, atau demam, saturasi oksigen masih diatas 95%, sebaiknya isoman di rumah atau isoter saja. Apalagi jika tidak ada komorbid berat atau bukan lansia,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa jika masyarakat yang terpapar menjalankan himbauan ini, sesuai dengan aturan Kemenkes, maka angka keterisian rumah sakit di Indonesia bisa berkurang hingga 60-70%.

GISAID melaporkan telah mendeteksi kasus Covid-19 Omicron di seluruh dunia dengan jumlah total mencapai 996,68 ribu kasus. Jumlah varian Covid-19 tersebut naik dibandingkan pekan sebelumnya yang berjumlah 660,03 ribu kasus.

Adapun kasus Covid-19 varian Omicron (B.1.1.529) di Indonesia menurut laporan GISAID hingga hari ini telah mencapai 3.772 kasus, bertambah 397 kasus dibandingkan hari sebelumnya. Secara mingguan, kasus di Indonesia ini tumbuh 114,93%.

Dengan jumlah varian Omicron tersebut, menempatkan posisi Indonesia berada di urutan pertama di Asia Tenggara. Negara dengan kasus Omicron tertinggi di Asia Tenggara masih ditempati Thailand sebanyak 1.734 kasus. Simak databoks berikut: