Pengertian Artefak dan Penemuannya di Indonesia

kebudayaan.kemdikbud.go.id
Artefak hewan yang ditemukan di Kawasan Cagar Budaya Muarajambi berbentuk seekor anjing yang terbuat porselen. Artefak ini memiliki ukuran tinggi 5 cm dan panjang 6,2 cm. Berdasarkan ciri yang dimiliki, artefak ini diperkirakan berasal dari Dinasti Song Abad 10-13 Masehi.
Editor: Intan
9/2/2022, 09.59 WIB

Mempelajari artefak dapat membantu manusia dalam mengungkap sejarah pada masa lampau. Artefak adalah benda-benda, seperti alat dan perhiasan, yang menunjukkan kecakapan kerja manusia pada zaman dahulu yang ditemukan melalui penggalian arkeologi.

Dalam buku Prasejarah Indonesia (2019) dijelaskan bahwa artefak merupakan bentuk dari kebudayaan fisik yang merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan juga karya seni manusia di dalam masyarakat.

Pada umumnya, artefak berupa benda-benda atau sesuatu yang bisa diraba, dilihat, dan juga didokumentasikan. Sedangkan dalam bidang arkeologi, artefak diartikan sebagai benda yang pasti dibuat oleh tangan manusia atau benda yang jelas menampakkan jejak-jejak buatan manusia.

Definisi artefak secara konstitusional tercantum dalam Peraturan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2016 tentang Museum Nasional Sejarah Alam Indonesia.

Dalam peraturan tersebut, artefak adalah bukti material hasil budaya, penelitian dan/atau pengembangan, dan/atau material alam dan lingkungannya yang mempunyai nilai penting bagi sejarah ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, budaya, dan/atau teknologi.

Contoh artefak adalah alat-alat batu, logam, tulang, gerabah, prasasti, dan senjata. Penemuan artefak membantu dalam penelitian tentang tingkat kehidupan masyarakat pada zaman dahulu. Artefak juga dapat memberikan gambaran terhadap suasana alam, status sosial, dan sistem kepercayaan pada suatu masyarakat.

Artefak di Indonesia

Secara umum, kurun waktu sejarah dibagi dua, yaitu zaman prasejarah dan zaman sejarah . Zaman prasejarah adalah zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Zaman sejarah adalah zaman ketika manusia telah mengenal tulisan.

Menurut C.J. Thomsen, zaman prasejarah dibagi menjadi tiga, yaitu zaman batu, zaman perunggu, dan zaman besi. Pembagian ini dikenal sebagai sistem tiga zaman (three age system).

Artefak Zaman Batu

Pembagian zaman batu terdiri dari zaman batu tua (paleolitikum), zaman batu tengah (mesolitikum), zaman batu muda (neolitikum) dan zaman batu besar (megalitikum). Bersumber dari Buku Ajar Sejarah Seni Rupa Nusantara, berikut penjelasannya.

  • Artefak zaman paleolitikum meliputi kapak perimbas dan flakes. Lokasi penemuan artefak ini berada di Situs Sangiran, Trinil, dan Ngandong.
  • Artefak zaman mesolitikum adalah kapak genggam, kapak pendek, batu penggiling, dan kapak dari bebatuan di sungai. Selain itu, terdapat mata panah yang terbuat dari batu sebagai alat untuk berburu dan menangkap ikan.
  • Artefak zaman neolitikum meliputi kapak persegi dalam bentuk beliung, pacul, dan torah yang banyak ditemukan di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan. Adapun artefak lain pada zaman batu muda adalah pahat segi panjang, kapak persegi, kapak lonjong, kapak bahu, perhiasan, pakaian dari kulit kayu, dan tembikar.
  • Artefak zaman megalitikum yang ditemukan antara lain menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, punden berundak, waruga, dan arca.

Artefak Zaman Perunggu

Artefak zaman perunggu meliputi:

1. Nekara

Nekara adalah genderang besar yang terbuat dari perunggu, berpinggang di bagian tengahnya dan tertutup di bagian atasnya. Nekara merupakan hasil budaya pada masa akhir prasejarah di Indonesia yang memiliki beberapa persamaan dengan nekara yang terdapat di Dong Son, Vietnam.

Nekara ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Roti, Selayar, dan Kepulauan Kei. Pada nekara terdapat pola hias seperti pola binatang, manusia, dan geometrik. Beberapa fungsi utama dari nekara adalah sebagai alat musik yang digunakan dalam upacara pemanggil hujan, upacara pernikahan, upacara pemakaman, dan sebagainya. Motif yang digambarkan pada nekara juga memiliki arti simbolik atau representasi khusus sesuai dengan fungsi dari nekara tersebut.

2. Kapak corong

Kapak corong, bentuknya seperti corong. Bagian sembirnya belah. Ke dalam corong itu dimasukkan tangkai kayu yang menyiku pada bidang kapak. Menurut Sriyana dalam Antropologi Sosial Budaya (2020), kapak corong disebut juga kapak sepatu karena seolah-olah kapak disamakan dengan sepatu dan tangkai kayunya disamakan dengan kaki.

Bentuk bagian tajamnya kapak corong tidak jauh berbeda dengan kapak batu. Corong tersebut dipakai untuk tempat rangkai kayu. Kapak corong berfungsi sebagai alat pertukangan.

3. Candrasa

Candrasa merupakan salah satu bentuk kapak corong. Mengutip Sejarah Nasional Indonesia (2008), candrasa bertangkai pendek dan melebar pada pangkalnya. Mata kapak tipis dengan kedua ujungnya melebar dan melengkung ke arah dalam. Pelebaran ini tidak sama sehingga membentuk bidang mata yang asimetris.

Kapak candrasa ditemukan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kapak ini berukuran sangat besar dan berbentuk pipih, kapak terlebar memiliki ketajaman 133, cm dan yang terkecil 37 cm.

Artefak Zaman Besi

Artefak zaman besi meliputi alat-alat yang terbuat dari besi, seperti kapak besi, zabit, pisau, cangkul, mata panah, dan tongkat. Berdasarkan buku Sejarah Nasional Indonesia (2008), penemuan artefak pada zaman besi terbatas jumlahnya. Seringkali, artefak yang ditemukan berfungsi sebagai alat keperluan sehari-hari. Penjelasan artefak pada zaman besi adalah sebagai berikut.

  • Mata kapak atau sejenis beliung yang dikaitkan secara melintang pada tangkai kayu. Alat ini ditemukan dalam kubur peti baru di daerah Gunung Kidul, Yogyakarta.
  • Alat bermata panjang dan gepeng yang mungkin digunakan untuk merapatkan kain tenunan. Bentuk mata alatnya persegi panjang yang melebar pada sisi ujungnya. Artefak ini ditemukan dalam kubur peti baru di Gunung Kidul dan Tuban dalam sebuah kubur gundukan (tumulus) di Ngrambe dan di Pacitan.
  • Mata pisau dalam berbagai ukuran.
  • Mata sabit yang berbentuk melingkar.
  • Mata tembilang atau tajak.
  • Mata alat penyiang rumput.
  • Mata pedang yang antara lain ditemukan pada rangka dalam peti baru di Gunung Kidul.
  • Mata tombak.
  • Gelang besi yang ditemukan di Banyumas dan Purung.

Demikian penjelasan tentang artefak yang ditemukan di Indonesia pada zaman batu, zaman perunggu, dan zaman besi.