Pilihan jenis vaksin di Indonesia untuk Anda yang ingin melakukan vaksinasi tambahan alias booster, ada enam. Jumlahnya bertambah, di mana per 10 Januari 2022 baru ada lima jenis vaksin booster yang disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.
Secara resmi, kelima vaksin tersebut digunakan sebagai dosis lanjutan (booster) homolog dan heterolog. Homolog digunakan sebagai vaksin primer, sedangkan heterolog adalah vaksin booster yang berbeda dengan vaksin primer.
Jenis vaksin corona yang telah disetujui BPOM untuk dosis lanjutan yaitu Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zififax. Mengutip dari Pom.go.id, vaksin Sinopharm resmi diumumkan sebagai vaksin booster keenam pada Februari 2022.
Vaksin booster ini sudah digunakan sejak Januari 2021. Program vaksinasi nasional ini dilakukan sesuai penerbitan Emergency Use Authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19. Mengutip dari Covid19.go.id, vaksin booster digunakan untuk usia 18 tahun keatas. Selain itu minimal 6 bulan setelah mendapatkan vaksin primer dengan dosis lengkap.
Vaksin ini sudah mendapatkan uji klinik untuk menunjukkan respon imun yang dihasilkan setelah divaksin. Respon imun dapat menurun seiring dengan interval penurunan yang berbeda tergantung jenis vaksin yang dipakai. Karena itu, perlu adanya vaksinasi booster atau dosis lanjutan untuk mempertahankan imun terhadap infeksi Covid-19.
Jenis Vaksin di Indonesia untuk Vaksin Booster
1. Vaksin Sinopharm
Berdasarkan siaran pers yang diterbitkan 2 Februari 2022, BPOM mengumumkan vaksin Sinopharm menjadi dosis booster atau dosis lanjutan.
Vaksin ini telah didaftarkan oleh PT Kimia Farma untuk penggunaan booster homolog. Sinopharm dapat meningkatkan respon imun delapan kali lipat dibanding dengan vaksinasi primer.
Vaksin ini digunakan untuk usia 18 tahun keatas, setelah mendapatkan dosis primer sekurangnya enam bulan. Vaksin ini memiliki efek samping seperti nyeri di tempat suntikan, kelelahan, nyeri otot, kemerahan, sakit kepala, dengan tingkat keparahan grade 1-2.
2. Bio Farma
Bio Farma menjadi vaksin pertama yang mendapatkan izin untuk vaksin booster. Vaksin digunakan untuk usia 18 tahun keatas, yang diberikan satu dosis minimal setelah enam bulan vaksin primer.
Seseorang yang divaksin akan mendapatkan efek samping beragam, sesuai dengan sistem imun. Efek samping ini umumnya terjadi selama 1-2 hari sampai tubuh normal kembali.
Efek samping vaksin bio farma hampir sama dengan vaksin yang lain, seperti kelelahan, sakit kepala, meriang, mual, nyeri, hingga diare.
3. Pfizer
Pfizer menjadi dosis homolog lanjutan setelah menerima vaksin primer. Vaksin Pfizer resmi digunakan sebagai vaksin booster Januari 2022. Vaksin ini dapat mempertahankan tingkat kekebalan dan memperpanjang perlindungan tubuh. Efek samping vaksin Pfizer umumnya terjadi nyeri otot dan nyeri sendiri di area yang divaksin.
4. AstraZeneca
AstraZeneca menjadi vaksin booster setelah enam bulan vaksin primer. Vaksin ini banyak disetujui dan digunakan 134 negara di dunia. AstraZeneca merupakan merk vaksin buatan Oxford.
Vaksin ini bekerja dengan cara membawa protein lonjakan ke dalam sel tubuh. Selanjutnya, sel-sel akan membuat salinan protein, sehingga sistem kekebalan tubuh akan belajar dan melawan virus SARS-COV-2.
5. Moderna
Vaksin Moderna digunakan sebagai vaksin booster. Vaksin moderna memiliki efek samping setelah disuntik seperti kelelahan, sendi kaku, menggigil, mual, hingga demam. Vaksin Moderna memiliki efektivitas 94,5 % untuk virus corona.
Mengutip dari Halodoc.com, vaksin ini bekerja dengan cara memberi instruksi sel untuk membuat protein linjakan. Kemudian respon kekebalan menyimpan informasi.
6. Zififax
Vaksin Zififax sebagai dosis tambahan untuk vaksin usia diatas 18 tahun. Vaksin ini ampuh terhadap varian Covid-19 termasuk varian Delta. Zififax telah digunakan di beberapa negara seperti Uzbekistan, Pakistan, Ekuador, dan Cina.