Pemerintah mengundang peneliti dan thinks tanks berkontribusi nyata melalui penyelenggaraan G20 di Indonesia. Masukan dan ide mereka diharapkan bisa menghasilkan solusi yang inovatif dalam menyelesaikan tantangan global.
Dalam acara Think-20 (T20) Inception Meeting, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, Presidensi G20 membutuhkan masukan dan ide dari think tanks serta lembaga penelitian agar kerja G20 membawa manfaat nyata bagi dunia, khususnya negara berkembang.
“Sebagai lembaga independen, think tanks harus dapat menghasilkan solusi yang berani dan inovatif bagi berbagai tantangan global,” tutur Retn, dalam sambutannya, Rabu (9/2).
Mantan Dubes RI untuk Norwegia tersebut berharap T20 bisa lebih berkontribusi pada tiga sektor prioritas Presidensi G20 Indonesia, yaitu arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi.
Dia menambahkan dalam sektor kesehatan, kesenjangan ketersediaan vaksinasi dunia harus diatasi.
Retno menyebutkan sejumlah cara bisa diupayakan T20 dalam mengatasi persoalan tersebut, antara lain, peningkatan kapasitas kesehatan lokal hingga solusi inovatif bagi rantai pasok distribusi obat-obatan.
“Kita juga harus melihat jauh, melewati masa pandemi, bagaimana mempersiapkan dunia untuk krisis serupa di masa depan,” tuturnya.
Pada sektor transformasi digital, diharapkan adanya rekomendasi kebijakan think tanks dan peneliti untuk mendorong kesetaraan akses digital dan buka peluang investasi di negara berkembang.
Untuk transisi energi, dibutuhkan inovasi dari para peneliti untuk meningkatkan akses pada teknologi bersih, energi terbarukan sertapembiayaan yang inofativ.
“Transisi energi adalah kunci menuju ekonomi hijau dan berkelanjutan”, demikian ditegaskan Menlu Retno.
T20 Inception Meeting yang diselenggarakan pada Rabu (9/2) merupakan pertemuan pertama dari rangkaian kegiatan T20 di bawah Presidensi G20 Indonesia.
Acara puncak T20 yakni T20 Summit akan digelar di bulan September di Yogyakarta.
Pertemuan awal ini dihadiri oleh Menkes RI, Managing Director Bank Dunia Mari Pangestu, Profesor Jeffrey Sachs dari Columbia University, serta Profesor Bambang Brodjonegoro selaku Co-Chair T20.
T20 merupakan forum kerjasama lembaga-lembaga think tanks dan penelitian dari seluruh negara anggota G20.
Think 20 (T20) merupakan inisiatif Presidensi G20 Meksiko. Pertemuan T20 pertama diselenggarakan pada Februari 2012 di Mexico City, di mana perwakilan think-tank dari 15 negara hadir.
Termasuk di dalamnya adalah Australia, Brazil, Tiongkok, India, Jepang, Rusia, Singapura, Turki, dan Korea Selatan yang hadir untuk berdiskusi mengenai Presidensi G20 untuk kemudian dibawa pada Pertemuan Tingkat Tinggi di Los Cabos.
T20 berperan sebagai “bank ilmu/ide” bagi G20. Sejalan dengan peran tersebut, T20 menjadi wadah bagi global think-tank dan para ahli untuk menyajikan analisis yang komprehensif terkait diskusi yang sedang berlangsung di G20.
Think tank dan komunitas peneliti memiliki peran penting bagi pemulihan global dengan melahirkan gagasan konkrit dan rekomendasi kebijakan yang tepat sasaran bagi para pemimpin G20.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.