Kementerian Pertahanan baru saja menandatangani kontrak pembelian enam pesawat jet tempur dari Dassault Aviation berupa Rafale generasi 4,5 yang merupakan buatan Prancis. Rencananya, pemerintah akan membeli hingga 42 pesawat tempur jenis yang sama.
"Kami mulai hari ini dengan tanda tangan kontrak pertama untuk enam pesawat," kata Menteri Pertahanan Prabowo Subianto usai menerima kunjungan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Florence Parly, Kamis (10/2).
Kabar terbaru datang dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat yang dikabarkan menyepakati rencana penjualan jet tempur jenis F-15 sebanyak 36 unit ke Indonesia. Transaksi pembelian produksi jet tempur Boeing Co. tersebut diperkirakan bernilai sekitar US$ 13,9 miliar atau sekitar Rp 199,48 triliun, terdiri dari pengadaan pesawat dan juga peralatan terkait.
Berdasarkan informasi yang diterima Bloomberg, keputusan persetujuan tersebut memang belum diumumkan kepada publik. Kongres AS akan meninjau dan mungkin menyetujui transaksi tersebut dalam waktu 30 hari. "Setelah itu, terserah Indonesia dan Boeing untuk merundingkan kontrak," bunyi laporan Bloomberg, Jumat (11/2).
Selain dua pesawat tersebut, Indonesia memiliki beberapa jenis pesawat tempur yang dioperasikan oleh Tentara Nasional Indonesia dari matra Angkatan Udara (TNI AU).
Berikut daftar beberapa pesawat tempur yang direncanakan dan sudah dimiliki Indonesia saat ini:
1. Jet Tempur Dassault Rafale dari Prancis
Dassault Rafale adalah tipe tercanggih buatan Dassault Aviation. Pesawat tempur tersebut dilengkapi dengan beragam sistem persenjataan, yakni misil, bom, meriam, dan radar sensoris elektronik aktif. Rafale mampu menampung senjata hingga sembilan ton. Kecepatan maksimalnya mencapai 860 mph yang setara dengan 1.384 kilometer per jam.
Pesawat ini memiliki rudal jelajah SCALP yang memiliki jangkauan hingga 300 kilometer dari udara ke darat. Pesawat ini juga memiliki pod meriam kembar dan meriam Nexter 30 milimeter DEFA 791B dengan kapasitas penembakkan hingga 2.500 peluru per menitnya.
Rafale saat ini menjadi satu-satunya pesawat tempur di Eropa yang memiliki radar pemindai elektronik RBE2. Radar ini mampu mendeteksi dan melacak lebih awal yang tidak dapat ditiru oleh radar pemindaian mekanis.
Front Sector Optronics (FSO) merupakan salah satu sistem yang diintegrasi dalam Rafale. Sistem ini berfungsi memberi kekebalan terhadap gangguan radar, mengidentifikasi musuh dari jarak jauh secara terselubung dan dapat mencari jangkauan laser untuk target udara, laut dan darat.
Harga pesawat ini ditaksir senilai US$ 115 juta atau sekitar RP 1,63 triliun per unitnya dengan ongkos penerbangannya berada sekitar US$ 16,5 ribu dollar atau sekitar Rp 234,3 juta.
Tak hanya Indonesia yang tertarik membeli jet tempur Rafale. Beberapa negara pun sudah membeli pesawat produksi Prancis tersebut. India dan Qatar telah memborong 36 unit, sedangkan Mesir membeli 24 unit Rafale.
2. Jet Tempur F-15 dari AS
Pesawat tempur asal AS ini memiliki dimensi berupa panjang 19,45 meter, lebar 13,05 meter dan tinggi 5,65 meter. Kemudian pesawat ini memiliki bobot hingga 20,41 ton yang saat lepas landas memiliki kapasitas beban maksimal 36,7 ton.
Dengan bobot tersebut, Pesawat F-15 ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 3.017 kilometer per jam dan tinggi maksimal yang mencapai 19.812 ribu meter. Dari kecepatan dan tinggi maksimal tersebut pesawat ini memiliki daya jelajah yang mencapai 5.552 kilometer.
Pesawat ini juga dibekali senjata yang berbeda beda sesuai jenisnya. Khusus untuk model F-15 Advanced memiliki 12 rudal untuk misi udara ke udara dan 24 amunisi untuk udara ke darat.
3. Jet Tempur F-16 dari AS
Sebelum F-15, Indonesia sudah lebih dahulu memiliki sebanyak 12 unit F-16 yang dapat diperbaharui secara mandiri. TNI AU telah sukses melakukan uji coba Pesawat tempur F-16 A/B Block 15 di Apron Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, Madiun, Jawa Timur pada Februari 2020 lalu.
Pembaharuan pesawat F-16 dilakukan oleh TNI AU melalui program Enhanced Mid-Life Update (EMLU) – The Falcon Structural Augmentation Rodmap (Falcon STAR) yang dibantu PT Dirgantara Indonesia.
3. EMB-314 Super Tucano dari Brasil
Pesawat ini merupakan pesawat anti perang gerilya atau Counter Insurgency (COIN) yang dikembangkan oleh Brasil sejak 1995. Pemerintah membeli sebanyak enam unit pesawat ini dari Brasil pada 2012. Pesawat ini ditempatkan di Skadron 21 Abd Malang menggantikan pesawat OV-10F Bronco yang kini berstatus grounded lantaran usianya yang tua.
Dari segi dimensi pesawat ini memiliki panjang sekitar 11,42 meter dengan lebar 11,14 meter dan tinggi 3,9 meter. Pesawat ini juga mampu melaju dengan kecepatan maksimal 590 kilometer per jam.
Pesawat ini cocok digunakan untuk mendukung misi pengintaian, close air support atau bantuan udara jarak dekat dan penumpasan pemberontak.
Pesawat ini juga dibekali dua buah senapan mesin berat jenis FN Herstal M3P dengan kaliber 12,7 milimeter. Senapan ini diletakkan di setiap sayap pesawat.
Selain itu pesawat ini membawa bom jenis MK-81/MK-82, bom cluster, rocket pod FFAR, dan rudal berpemandu laser, sekelas Maverick. Pesawat ini juga dibekali rudal anti pesawat jenis AIM-9L Sidewinder atau MAA-A1 Piranha untuk misi udara ke udara.
4. T-50 Golden Eagle dari AS dan Korsel
Pesawat ini merupakan jenis pesawat pelatih atau tranier supersonik buatan Amerika Serikat dan Korea Selatan. Pesawat ini dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries yang dibantu oleh Lockhead Martin.
Pesawat ini mulai muncul ke publik ketika diperkenalkan oleh Angkatan Udara Korea Selatan pada 22 Februari 2005. Indonesia kemudian memesan pesawat ini sebagai pesawat Lead In Fighter Trainer atau LIFT pada tahun 2013. Selain Indonesia, negara yang saat ini menggunakan jenis pesawat tersebut adalah Korea Selatan, Filipina, Thailand dan Irak.
Dari segi dimensi, pesawat ini memiliki panjang 12,9 meter dengan lebar 9,17 meter dan tinggi 4,8 meter. Pesawat ini dibekali mesin General Electric F4040 afterburning turbofan yang mampu memacu hingga kecepatan 1.728 kilometer per jam.
Persenjataan pada pesawat ini dilengkapi dengan Kanon 20 milimeter General Electric M61 Vulcan berisi 205 peluru. Senjata tersebut diumpankan secara linier tanpa sambungan yang dipasang tepat di belakang kokpit.
Selain itu pesawat ini juga dilengkapi rudal AIM-9 Sidewinder disetiap sayapnya. Kemudian terdapat peluncur roket peluncur roket LAU-3 dan LAU-68 , bom kluster CBU-58 and Mk-20, dan bom multiguna Mk-82, Mk-83, dan Mk-84.
5. Sukhoi Su-30 dari Rusia
Pesawat Sukhoi Su-30 merupakan pesawat yang dikembangkan oleh Rusia pada 1996. Selain Indonesia beberapa negara yang mengoperasikan pesawat ini adalah Aljazair, China, India, Malaysia, Rusia, Uganda, Venezuela dan Vietnam.
Dimensi pesawat ini memiliki panjang 21,9 meter, lebar 14,7 meter dan tinggi 6,36 meter yan dapat diisi oleh dua awak pesawat. Dari dimensi yang dimiliki pesawat ini mampu melaju hingga 2.120 kilometer per jam dengan daya jelajahnya yang mampu menjangkau hingga 3.000 kilometer.
Pesawat ini dibekali persenjataan dengan misil antiradar. Pesawat ini memiliki kemampuan penyerangan darat yang presisi dengan misil dan bom kendali sesuai dengan persenjataan yang ada. Selain itu, pesawat ini memiliki sistem radiolocation yang dapat melacak 10 target secara bersamaan.
6. BAE Hawk 209 dari Inggris
BAE (British Aerospace Hawk) Hawk merupakan jet tempur ringan latih (trainer) untuk pesawat tempur jet generasi 4 seperti F-16, F-15 hasil pabrikan Britania Raya sejak tahun 1974. Pesawat ini dilengkapi dengan radar modern APG-66 (khusus varian Mk 200) dan rudal AIM-9 Sidewinder.
Hawk Mk 109/209 merupakan kode untuk Hawker-Siddeley Hawk yang diekspor ke Indonesia untuk melengkapi armada di TNI-AU sejak tahun 1997. TNI-AU juga pernah membeli sejumlah pesawat Hawk Mk 53 pada tahun 1980-an.
Pesawat Hawk Mk 209 ini dikhususkan untuk menjalani misi air superiority dan ground attack. Selain itu, Malaysia juga memiliki sejumlah Hawk Mk 108 / 208 yang merupakan varian Hawk pertama dapat mengisi bahan bakar saat terbang.
Pesawat ini dari segi dimensi memiliki panjang 12,07 meter dengan lear 9,94 meter dan tinggi 9,94 meter. Hawk 209 dilengkapi dapur pacu berupa Turbomeca Adour MK.871 yang membuat pesawat ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal 1481 kilometer per jam.