Jokowi Utus Tim dari Istana Tinjau Situasi Desa Wadas

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.
Konflik yang sempat terjadi antara kepolisian dengan warga Desa Wadas di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa (8/2) menjadi sorotan publik. Komnas HAM dan para pegiat sosial mengecam tindakan aparat yang juga menangkap 64 warga Desa Wadas.
Penulis: Agustiyanti
13/2/2022, 13.20 WIB

Kantor Staf Presiden (KSP) telah berdialog dengan para warga di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah terkait insiden tindak kekerasan kepolisian dan penolakan warga terhadap pembangunan bendungan hingga pertambangan. KSP berjanji akan membawa suara warga kepada Presiden Joko Widodo. 

Dialog oleh tim yang dipimpin oleh Tenaga Ahli Utama KSP Joanes Joko.  “Kami ingin mendapatkan informasi secara menyeluruh seputar kronologi insiden pada Rabu (8/2) lalu. Kami juga ingin mendengar bagaimana pendapat mereka soal pembangunan Bendungan Bener,” kata Joko dalam siaran pers, Minggu (13/2). 

Menurut Joko, warga yang mendukung pembangunan bendungan meyakini bahwa bendungan akan memberikan banyak manfaat. KSP juga sudah mendengarkan keluhan ratusan warga yang menolak pembangunan Bendungan Bener. Mereka satu per satu bercerita mengenai insiden kedatangan polisi, hingga alasan penolakan penambangan batu andesit dan pembangunan Bendungan Bener.

Ia pun berjanji akan menyampaikan hasil pertemuan selama tiga jam tersebut kepada Presiden Joko Widodo. 

Menurut Joko, terdapat beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti dari kunjungan tersebut. “Di antaranya pelaksanaan operasi di lapangan oleh aparat keamanan yang perlu dievaluasi dan alasan penolakan warga yang didasarkan pada aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya,” ujarnya.

Ia mengatakan, KSP akan mendorong proses dialog intensif antara pemerintah dengan masyarakat Desa Wadas. Ini agar sumbatan komunikasi yang terjadi saat ini bisa terselesaikan.

 Sebelumnya, tim KSP juga telah menemui Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Dalam pertemuan tertutup itu, KSP mendapat informasi terkait prosedur pengamanan, insiden penangkapan warga, hingga duduk perkara pembangunan Bendungan Bener.

“Kami sudah dapat kepastian dari pak Kapolda, warga yang sebelumnya diamankan sudah dilepaskan kembali, mereka juga diberi bingkisan,” kata Joko.

Tindakan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap warga Desa Wadas di Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa (8/2) menjadi sorotan publik. Komnas HAM dan para pegiat sosial mengecam tindakan aparat yang juga menangkap 64 warga Desa Wadas.

Kecaman atas aksi kekerasan pun berdatangan di media sosial. Netizen membuat tagar #WadasMelawan untuk mendukung warga Wadas. Tagar ini berhasil mencapai puncak trending topic di Twitter kemarin.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Purworejo dan Desa Wadas atas peristiwa tersebut. "Saya minta maaf dan saya yang bertanggung jawab," kata Ganjar, usai menemui sejumlah warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (9/2) dikutip dari Antara.

Ganjar mengatakan peristiwa bermula dari pengukuran lahan untuk proyek pembangunan Bendungan Bener. Dia mengatakan pengukuran hanya pada bidang tanah milik warga yang sudah setuju untuk dibebaskan.

"Masyarakat yang setuju ini juga meminta agar tanahnya segera diukur, itu sebenarnya yang terjadi. Jadi pengukuran kemarin untuk warga yang sudah sepakat," kata dia.

Ganjar mengatakan dari total 617 luas lahan yang akan menjadi lokasi penambangan kuari pembangunan Bendungan Bener, sebanyak 346 bidang sudah setuju, sedangkan yang menolak terdapat 133 bidang.