Pengertian, Ciri-Ciri dan Dampak Negatif Konsumerisme

Pexels.com/Karolina Grabowska
Editor: Safrezi
4/3/2022, 08.52 WIB

Konsumerisme adalah gaya hidup yang lebih mengagungkan kepemilikan ekonomi. Pengertian konsumerisme yang lain yaitu paham atau ideologi kelompok menjalankan proses konsumsi dan pemakaian barang-barang produksi secara berlebihan.

Menurut Tesaurus Tematis bahasa Indonesia, arti konsumerisme yaitu pemborosan, penghamburan, dan pembaziran. Konsumerisme berhubungan dengan kecanduan suatu produk.

Gaya hidup konsumtif atau boros dipengaruhi oleh modernisasi dan globalisasi. Fenomena konsumerisme ini menjadi tren kehidupan remaja dan generasi penerus.

Budaya konsumerisme lebih merugikan dibandingkan menguntungkan. Dampak konsumerisme membuat seseorang malas bekerja, kehilangan daya juang, boros, konsumtif, dan kurangnya keinginan untuk maju.

Ciri Ciri Konsumerisme

Berikut ciri ciri konsumerisme yang ada di kehidupan sehari-hari, mengutip dari haloedukasi.com:

  1. Adanya perasaan bangga memiliki barang untuk dipamerkan pada orang lain. 
  2. Cenderung ingin tampil menarik di depan umum dan menjadi pusat perhatian. 
  3. Meniru gaya hidup seseorang seperti selebriti dan influencer yang dianggap sebagai pedoman. 
  4. Keinginan konsumen untuk memiliki barang yang berbeda. 
  5. Konsumen menginginkan barang yang tidak ingin disamakan dengan orang lain. 
  6. Adanya produk terbatas (limited edition), sehingga barang tidak banyak ditemukan dan dijual di pasaran. 

Contoh Konsumerisme

Konsumerisme ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Konsumerisme menjadi gaya hidup untuk mencapai kesenangan dan kenikmatan semata.

Konsumen akan mencari waktu untuk mencari barang yang berbeda atau menarik perhatian. Berikut contoh konsumerisme:

  1. Selebriti mengikuti tren mengoleksi barang-barang mewah seperti tas yang harganya ratusan juta. 
  2. Orang-orang menginginkan ponsel keluaran terbaru. 
  3. Masyarakat mengikuti tren yang ada di media sosial seperti membeli sepatu, pakaian, hingga peralatan make up. 
  4. Adanya tren mengoleksi barang mewah untuk menarik perhatian. 

Penyebab Konsumerisme

Gaya hidup konsumerisme berkembang dan menjadi budaya di Indonesia. Menurut KBBI, perilaku konsumtif hanya memakai, tidak menghasilkan sendiri, dan bergantung dari hasil produksi.

Berikut faktor eksternal penyebab konsumerisme:

  • Seseorang mengikuti tren yang ada di lingkungan masyarakat dan lingkungan. 
  • Kondisi sosial mengalami perubahan dan tren tertentu. 
  • Adanya tekanan dari luas yang mengharuskan membeli barang. 
  • Marketing dan pemasaran yang menciptakan situasi yang menguntungkan. 

Selain faktor eksternal, ada juga faktor internal penyebab konsumerisme. Faktor internal ini berasal dari pemahaman dan keyakinan seseorang. Mereka bisa memilih untuk mengikuti tren terkini dan termotivasi untuk membeli barang.

Dampak Negatif Konsumerisme

Konsumerisme menimbulkan dampak negatif dan positif. Adanya globalisasi dan kemajuan teknologi memunculkan gaya hidup ini. Berikut dampak negatif dari konsumerisme:

  1. Menciptakan gaya hidup boros. 
  2. Tidak bisa mengendalikan antara pengeluaran dan pemasukan uang. 
  3. Dapat memicu tekanan sosial. 
  4. Menambah angka kemiskinan. 
  5. Mengubah perilaku seseorang seperti memicu sifat ambisius dan rasa tidak puas. 
  6. Terjadi ketimpangan kelas sosial. 
  7. Memunculkan gaya hidup mewah. 

Meski memiliki dampak negatif, konsumerisme juga berdampak positif. Contohnya saja seseorang termotivasi untuk menambah pemasukan dan bekerja keras untuk mendapatkan pendapatan lebih.

Pendapatan lebih ini bisa digunakan untuk membeli barang yang diinginkan. Bertambahnya pembelian dan permintaan konsumen juga memberi keuntungan untuk produsen.

Produsen dapat memperluas pangsa pasar sehingga membuka lapangan pekerjaan. Lowongan kerja dalam perusahaan dapat mengurangi jumlah pengangguran di suatu negara.

Cara Mengurangi Konsumerisme

  • Mengatur keuangan bulanan seperti pengeluaran dan pemasukan. 
  • Kebiasaan untuk menyisihkan sebagian uang untuk di tabung. 
  • Memulai prioritas kebutuhan yang penting. 
  • Tidak mengikuti tren terkini. 
  • Mempertimbangkan untuk membeli barang yang sesuai dan bermanfaat. 
  • Memikirkan kebutuhan jangka panjang.