Survei LSI: Tren Kepuasan Warga pada Kinerja Presiden Jokowi Menurun

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) dan Ibu Iriana Joko Widodo (kiri) berjalan bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin (kanan) dan Ibu Ma'ruf Wury Amin (kedua kiri) saat menghadiri pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 di Pondok Pesantren Darus Sa'adah, Lampung, Rabu (22/12/2021). Muktamar NU ke-34 mengusung tema "Satu Abad NU: Kemandirian dalam Berkhidmat untuk Peradaban Dunia". ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.
4/3/2022, 12.40 WIB

Survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) menunjukkan mayoritas warga masih merasa puas terhadap kinerja Presiden Jokowi dalam memimpin negeri. Sebanyak 66,3% responden menyatakan puas dan 29,9% lainnya merasa kurang puas, dan 3,8% tidak menjawab.

Meski begitu, survei terbaru ini menunjukkan tren penurunan kepuasan warga. Penurunan ini terlihat dari survei pada November 2021, di mana 72% responden menilai kinerja Jokowi cukup baik. Sebelumnya kepuasan responden berada di level 59,3% pada Juli 2021.

Pada survei terbaru ini, LSI mendapati warga yang puas atas kinerja Jokowi sebagai presiden kembali menurun 5,7%."Kepuasan atas kinerja Presiden menurun cukup besar," ujar Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan saat memaparkan hasil survei terbaru LSI pada Kamis (3/3).

Hampir setiap kelompok demografi dan wilayah merasa puas dengan kinerja Jokowi, kepuasan lebih rendah terdapat pada kelompok pelajar serta etnis Betawi, Minang, dan Melayu.

Penurunan kepuasan terhadap kinerja Presiden ini sejalan dengan meningkatnya persepsi negatif terhadap kondisi ekonomi nasional. Dari sekitar 33,2% responden yang menilai ekonomi Indonesia buruk pada Desember 2021, menjadi 42% warga yang menilai kondisi ekonomi saat ini masih buruk.

Perubahan ini terjadi setelah sekitar setahun terakhir persepsi warga terhadap kondisi ekonomi memiliki sentimen positif.

Meningkatnya sentimen negatif terhadap kondisi ekonomi turut dipengaruhi faktor kondisi ekonomi rumah tangga, yang dinilai para responden tak kunjung membaik.

"Responden yang menilai kondisi ekonomi rumah tangga mereka memburuk atau jauh memburuk sekitar 38,2%, tidak berubah sekitar 37,8%, membaik atau jauh membaik sekitar 23,4%," jelas Djayadi.

Dari tren persepsi warga terhadap kondisi ekonomi rumah tangga selama setahun terakhir, survei LSI terbaru ini mendapati terjadinya peningkatan sentimen negatif dalam tiga bulan terakhir dimana sebelumnya terdapat 29,5% warga yang menilai ekonomi rumah tangga cukup buruk pada Desember 2021.

Jumlah ini sudah menurun signifikan, sebab pada survei Mei 2020, 83,7% warga menilai kondisi ekonomi rumah tangga di Indonesia buruk. Berikut grafik mengenai persepsi publik terhadap kondisi Ekonomi Nasional:

Kondisi serupa juga terjadi pada persepsi warga mengenai penegakan hukum dan politik nasional.

Sebanyak 33,7% responden menilai penegakan hukum nasional masih buruk, sedangkan yang menilai baik mencapai 29,7%. Sisanya, sekitar 29,9% menilai sedang dan 6,6% tidak menjawab.

Mengenai kondisi politik nasional, umumnya warga menilai kondisinya sedang, mencapai 36,4% responden. Sementara yang menilai baik mencapai 26.1%, cukup berimbang dengan yang menilai buruk yang mencapai 26,2%.

Reporter: Aryo Widhy Wicaksono