Sejak awal kemunculannya di akhir 2019, virus corona terus bermutasi hingga saat ini. Beberapa waktu terakhir, muncul varian BA.2 yang merupakan subvarian Omicron. Virus corona ini disebut-sebut sebagai varian “Omicron siluman” dan diketahui menyebar lebih cepat dibandingkan varian lainnya.
Sebuah penelitian yang dilakukan di laboratorium Jepang menyebutkan bahwa varian BA.2 resisten terhadap beberapa obat termasuk sotrovimab. Subvarian ini juga diketahui bisa menembus daya tahan tubuh seseorang yang sudah divaksin. Meskipun demikian, para ahli mengklaim vaksin booster dapat menghindarkan diri dari gejala serius hingga 74%.
Para peneliti juga mengatakan bahwa varian ini sangat bermutasi dibandingkan virus corona yang pertama kali muncul di Wuhan. Varian BA.2 ini mempunyai banyak perubahan gen yang berbeda dari strain Omicron asli.
Gejala Varian BA.2
Seseorang yang terinfeksi varian BA.2 menunjukan beberapa gejala yang kurang lebih mirip dengan jenis mutasi corona lainnya. ZEO Covid Study dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menjelaskan setidaknya ada 10 gejala varian BA.2 yang patut diwaspadai. Berikut daftaranya:
- Hidung tersumbat atau berair.
- Merasa kelelahan.
- Sakit kepala.
- Batuk terus menerus.
- Sesak napas.
- Nyeri otot.
- Anosmia.
- Sakit tenggorokan.
- Mual atau muntah.
- Diare.
Gejala COVID-19 Varian Omicron
Sebelum muncul varian BA.2 sudah ada mutasi Corona lain yang juga menular dengan cepat. Varian tersebut dikenal sebagai Omicron. Varian Omicron memiliki sekitar 30 kombinasi mutasi. Latak mutasi tersebut ada di spike protein. Hal tersebut yang membuat Omicron lebih cepat menyebar dibandingkan varian Delta.
Sama seperti jenis mutasi Corona lainnya, Omicron juga bisa menginfeksi orang dewasa hingga anak-anak. Berikut ini beberapa gejala Omicron yang dirasakan orang dewasa dan anak-anak.
Gejala Omicron pada Dewasa
Sementara itu, gejala Covid-19 varian Omicron seperti berikut:
- Pilek.
- Sakit kepala.
- Rasa lelah baik ringan atau parah.
- Bersin-bersin.
- Sakit tenggorokan
Dr. John Vanchiere dari Center for Emerging Viral dalam hellosehat.com, juga menjelaskan umumnya pasien Omicron mengalami gejala seperti hidung berair, sakit tenggorokan, dan hidung tersumbat. Pasien juga ada yang mengalami batuk ringan dengan demam yang relatif jarang.
Kemunculan gejala Omicron ini relatif cepat karena masa inkubasi varian Omicron relatif lebih cepat dibandingkan dengan varian Corona sebelumnya. Sebagian pasien yang terinfeksi varian ini juga mengalami gejala campuran dengan kemungkinan sembuh lebih cepat dan tidak memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.
Gejala Varian Omicron pada Anak
Anak-anak menjadi kelompok yang rentan karena memiliki daya tahan tubuh yang relatif lebih lemah dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, kelompok anak-anak juga masih banyak yang belum divaksin. Maka dari itu, Omicron bisa mudah menginfeksi kelompok ini.
Berdasarkan penjelasan di ciputrahospital.com, gejala virus Omicron pada anak-anak umumnya batuk keras atau croup. Gejala ini bisa muncul pada anak berusia di bawah lima tahun.
Croup adalah infeksi pernapasan bagian atas yang mengakibatkan batuk keras. Kondisi tersebut juga bisa dibarengi demam, serak, dan pernapasan yang terdengar cukup berisik.
Gejala Omicron itu dapat diatasi dengan pengobatan di rumah. Orang tua dapat memberikan obat khusus sesuai dengan anjuran dokter atau obat rumahan untuk meringankan gejala. Orang tua juga bisa mengarahkan anak dalam posisi tegak dan nyaman.
Berikan juga air minum hangat untuk melonggarkan lendir di area orofaring. Pastikan juga anak istirahat cukup selama terinfeksi virus Corona. Jika gejala masih belum menghilang, segeralah mencari penanganan medis untuk menghindari risiko kesehatan lainnya.
Cara Mencegah Penularan Varian Omicron
Meskipun penularannya cepat, namun varian Omicron ternyata bisa dicegah. Berdasarkan penjelasan di ciputrahospital.com, berikut beberapa cara mencegah penularan varian Omicron.
1. Vaksinasi
Vaksinasi merupakan salah satu langkah untuk menghindari gejala varian Omicron. Tingkat vaksinasi ternyata bisa mengurangi persebaran dan perkembangan virus Corona. Vaksinasi juga diketahui bisa mengurangi gejala Covid-19 termasuk gejala yang disebabkan oleh varian BA.2 dan Omicron. Maka dari itu, vaksinasi menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
2. Menaati peraturan saat bepergian
Saat bepergian, risiko tertular Covid-19 lebih besar dibandingkan saat berdiam diri di rumah. Oleh sebab itu, jika tidak ada hal yang penting sebaiknya tetaplah untuk di rumah. Namun, Anda tetap boleh bepergian jika ada hal yang penting dengan syarat menaati peraturan yang berlaku.
Beberapa peraturan bepergian selama pandemi antara lain; karantina setelah bepergian ke luar negeri, menjaga jarak saat di tempat umum, tes Covid-19 sesuai dengan ketentuan, mengenakan masker, dan beberapa aturan lain.
3. Rutin mencuci tangan
Pencegahan lainnya yang bisa dilakukan yaitu dengan rutin mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer. Cara ini dipercaya dapat mencegah penularan virus dan membunuh berbagai kuman lainnya yang bisa menyebabkan penyakit.
4. Mengenakan masker
Mengenakan masker juga menjadi cara untuk mencegah penularan virus Corona. Masker membuat kita terhindari droplet yang dapat masuk ke tubuh lewat hidung atau mulut. Maka dari itu, sangat penting untuk mengenakan masker yang dapat menutup mulut dan hidung dengan benar.