Sejarah dan Perjuangan Sultan Hasanuddin Melawan Belanda

direktoratk2krs.kemsos.go.id
Ilustrasi, Sultan Hasanuddin
Editor: Agung
17/3/2022, 14.58 WIB

Sultan Hasanuddin adalah pahlawan nasional yang memimpin Kesultanan Islam Gowa-Tallo. Sultan Hasanuddin berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Sultan Gowa yang terlahir dengan nama Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape ini mendapat julukan "Ayam Jantan dari Timur". Julukan ini disematkan karena sosoknya yang berani dalam melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Sultan Hasanuddin diangkat sebagai Pahlawan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden No. 087/TK/1973, pada tanggal 6 November 1973.

Profil Sultan Hasanuddin

Sultan Hasanuddin lahir 12 Januari 1631 di Makassar, Sulawesi. Ia meninggal dunia di usia 39 tahun, pada 12 Juni 1670.

Sultan Hasanuddin merupakan Sultan Gowa ke-16 di kerajaan Islam Gowa Tallo. Ia memimpin Kesultanan Gowa sejak 1653 hingga 1669.

Sultan Hasanuddin merupakan putra kedua di Kesultanan Gowa. Setelah ayahnya meninggal dunia tahun 1655, Sultan Hasanuddin kemudian dinobatkan sebagai Raja. Pemilihan pemimpin ini berdasarkan prestasi ketika ayahnya memerintah.

Mengutip dari zenius.net, nama asli Sultan Hasanuddin adalah Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape.

Setelah naik tahta menggantikan ayahnya, ia diberi gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana. Setelah tutup usia, gelarnya menjadi Tumenanga Ri Balla Pangkana.

Peninggalan Sultan Hasanuddin

Kesultanan Gowa Tallo berada di Sombaopu, Makassar Sulawesi Selatan. Sultan Gowa memeluk agama Islam tahun 1605, yang kemudian mendapatkan gelar Sultan Alauddin.

Kesultanan Gowa Tallo dahulu adalah dua kerajaan yang bersatu. Selain itu kesultanan ini menjadi kerajaan Islam pertama di Sulawesi.

Kesultanan Gowa Tallo menjadi kerajaan yang memiliki armada kapal perang dan benteng. Rakyat Kesultanan Gowa Tallo hidup makmur karena perdagangan rempah-rempah. Daerah Gowa juga menjadi pusat perdagangan di wilayah timur.

Setelah Sultan Alauddin yang wafat tahun 1638, kepimpinan Kesultanan Gowa dilanjutkan oleh Muhammad Said (1.638-1653). Setelah Muhammad Said wafat, kemudian beliau digantikan oleh anaknya, yaitu Sultan Hasanuddin.

Sultan Hasanuddin dikenal pantang menyerah melawan penjajahan Belanda. Terjadi pertentangan kerajaan Gowa dengan Perusahaan Dagang Hindia Belanda atau Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC).

Halaman: