Promosi Vaksin Nusantara dan metode cuci otak yang aktif dikerjakan oleh Terawan Agus Putranto menjadi salah satu penyebab utama pemberhentian mantan Menteri Kesehatan itu dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia.
Dalam surat Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK) kepada Ketua Umum IDI yang bertarikh 8 Februari 2022, Ketua MKEK Pukovisa Prawiroharjo membeberkan sejumlah alasan mengapa pihaknya merekomendasikan pemecatan Terawan.
Sebagai informasi, Pukovisa kini tidak lagi menjabat sebagai Ketua MKEK. Ia digantikan oleh Djoko Widyarto yang ditetapkan dalam Muktamar ke-31 di Banda Aceh pada 25 Maret 2022.
Sumber Katadata menyebut surat tersebut memang valid diterbitkan oleh organisasi. “Katanya confirmed,” ujarnya saat dikonfirmasi mengenai kebenaran isi surat tersebut.
Dalam surat tersebut, MKEK dan Dewan Etik Perhimpunan telah menggelar rapat pada 29-30 Januari 2022 untuk membahas nasib Terawan. MKEK menganggap Terawan tidak memiliki itikad baik setelah diberikan sanksi terkait metode ‘cuci otak’ pada 2018 silam.
“Yang bersangkutan belum memberikan bukti telah menjalankan sanksi etik selama periode 2018-2002,” tulis Ketua MKEK dalam surat tersebut.
Selain itu, Terawan dipecat karena mempromosikan Vaksin Nusantara secara luas meskipun penelitiannya belum selesai. Dalam beberapa kesempatan, Terawan memang gencar mempromosikan vaksin tersebut meskipun tidak lagi menjabat sebagai Menteri Kesehatan.
Alasan lain yakni manuver Terawan membentuk Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Klinik Indonesia (PDSRKI) yang dianggap MKEK tidak sesuai prosedur yang benar. MKEK bahkan menemukan surat edaran PDSRKI yang menginstruksikan agar anggota organisasi baru ini tidak menghadiri acara IDI.
“Mendesak Ketua Umum PB IDI agar segera menjalankan amanat hasil Muktamar XXX Tahun 2018 dengan mempertimbangkan dugaan tidak dijumpainya itikad tidak baik dari Dr Terawan Agus Putranto Sp.Rad,” tulis Ketua MKEK Pukovisa Prawiroharjo dalam surat tersebut.
Katadata sudah mencoba menghubungi Terawan untuk meminta konfirmasi. Namun, hingga berita ini diturunkan yang bersangkutan belum merespons.