Chauvinisme termasuk paham yang mengancam persatuan bangsa. Sebab, paham ini dapat menimbulkan benih permusuhan antar negara, yang pada akhirnya dapat menghancurkan suatu negara dan berdampak pada masyarakat.
Pada dasarnya setiap warga negara memiliki ideologi dan cinta tanah air, tetapi kesetiaan ekstrem pada negara berujung negatif.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), chauvinisme adalah sikap atau cinta kepada tanah air yang sangat berlebihan. Istilah chauvinisme ini merujuk pada kesetiaan ekstrem suatu kelompok.
Adanya chauvinisme membuat kelompok orang melakukan kebencian dan permusuhan pada kelompok lain. Contoh chauvinisme adalah, ideologi yang dikembangkan Hitler yang berujung pada pembunuhan massal bangsa Yahudi ketika Perang Dunia II.
Pengertian Chauvinisme Menurut Para Ahli
Paham chauvinisme mengajarkan seseorang untuk mencintai kelompoknya. Mereka akan memusuhi kelompok yang berbeda budaya, suku, dan benci keberagaman. Chauvinisme menganggap bangsanya paling baik di antara bangsa lain.
Berikut pengertian chauvinisme menurut para ahli:
1. Inoviana
Chauvinisme adalah kesetiaan ekstrim yang digunakan suatu pihak, tanpa mau mempertimbangkan pandangan dari pihak lain.
2. Mirandalaurensi
Chauvinisme merupakan tindakan mengagungkan negaranya dan menganggap remeh negara lain. Ciri-ciri chauvinisme yaitu suka menghina suku bangsa lain yang memiliki perbedaan budaya.
3. St-Times
Chauvinisme adalah rasa cinta tanah air secara berlebihan. Kelompok akan mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lain.
Ciri-Ciri Chauvinisme
Mengutip dari haloedukasi.com, ciri khas dari chauvinisme adalah kecintaan kelompok pada bangsa atau negaranya. Namun chauvinisme memiliki pandangan lain terhadap cinta tanah air. Berikut ciri-ciri chauvinisme:
1. Menganggap Remeh Bangsa Lain
Ciri pertama adana suatu bangsa menganggap dirinya paling unggul. Mereka ingin kekuasaan dan merendahkan bangsa lain. Paham ini menganggap negara lain lemah dan tidak berkuasa.
2. Memperlakukan Negara Lain Seenaknya
Paham chauvinisme berdampak pada peperangan. Negara atau bangsa yang menganut paham ini memberlakukan negara lain seenaknya. Mereka beranggapan bangsanya bisa berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.
3. Pemimpin Diktator
Salah satu ciri chauvinisme yaitu memiliki pemimpin diktator. Suatu negara memiliki pemimpin yang ingin memusatkan kekuasaan negara. Warga di negara tersebut dipaksa untuk melakukan perintah baik atau buruk. Kebijakan pemimpin suatu negara menggunakan kekerasan dan tidak dapat diganggu gugat.
4. Rasa Fanatik Terhadap Suku Bangsa
Paham chauvinisme membuat masyarakat menerima mentah-mentah kebijakan pemerintah. Mereka harus mematuhi dan loyal pada bangsa dan negaranya. Jika dilanggar warganya akan dikenai hukuman. Chauvinisme membuat suatu bangsa merasa superior dari yang lain.
Dampak Chauvinisme
- Seseorang menganggap daerah lain lebih buruk
- Terjadi kerusuhan
- Pembangunan di berbagai bidang suatu negara terhambat
- Merusak perdamaian suatu negara
- Memicu disintegrasi yang berujung pada pertikaian dan kekerasan
- Memicu perang dengan negara lain
- Membuat suatu negara lebih tertutup dan sulit bersosialisasi
- Memicu penyerangan bangsa atau negara lain
- Kurangnya konsep Ketuhanan yang Maha Esa
Contoh Chauvinisme
Contoh perilaku chauvinisme yaitu merasa negara atau bangsanya paling unggul dari negara lain. Paham ini mengajarkan seseorang untuk paling baik dari segi budaya dan bangsa dari kelompok lain.
Menurut sejarah, ada 3 negara yang menerapkan chauvinisme. Berikut contoh negara menganut paham Chauvinisme di masa lalu:
1. Jerman
Ketika perang dunia I dan II, negara Jerman menganut paham chauvinisme. Paham yang dianut oleh Adolf Hitler ini memandang bangsa Jerman sebagai ras unggul. Pada akhirnya pelaksanaan paham ini mengarah pada peperangan dan pertikaian dengan bangsa lain, yang akhirnya menimbulkan Perang Dunia II.
2. Italia
Negara Italia menganut paham chauvinisme ketika Benito Mussolini memimpin. Benito Mussolini menganggap negara lain peniru dan tidak kreatif.
3. Jepang
Ketika dipimpin oleh Tenno Heika atau Kaisar Hirohito, negara Jepang menganut chauvinisme. Melalui paham ini, Jepang menganggap negara lain lebih buruk.