Dewasa ini, praktik propaganda kerap ditemui dalam berbagai bidang kehidupan, baik keagamaan, pembangunan, politik, iklan, hingga pendidikan. Bentuk komunikasi massa tersebut dinilai efektif dalam menyebarkan suatu keyakinan atau doktrin.
Pengertian Propaganda
Kata propaganda berasal dari bahasa latin 'propagare', yang berarti cara tukang kebun menyemaikan tunas suatu tanaman ke sebuah lahan untuk memproduksi tanaman baru yang kelak akan tumbuh sendiri. Dengan kata lain, berarti mengembangkan atau memekarkan (untuk tunas).
Seperti halnya definisi komunikasi, propaganda juga memiliki banyak pengertian. Hal ini disebabkan pandangan dunia dan manusia terpengaruh oleh tiga faktor (Baali dan Wardi, 1989);
1) kecenderungan personal,
2) kecenderungan kultural,
3) kedudukan sosialnya.
Menilik sejarahnya, propaganda awalnya dilakukan untuk mengembangkan dan memekarkan agama Katolik Roma, baik di Italia maupun negara-negara lain. Namun, seiring waktu, teknik propaganda juga digunakan dalam berbagai bidang, seperti humas, kampanye politik sampai periklanan.
"Propaganda would include much of advertising, much of political campaigning and much of public relations," (Brown dan Both dalam Werner J Severin dan James W Tankard (1979).
Definisi Lain Propaganda
Dalam Encylopedia International disampaikan bahwa, propaganda adalah suatu jenis komunikasi yang berusaha memengaruhi pandangan dan reaksi, tanpa mengindahkan tentang nilai benar atau tidak benarnya pesan yang disampaikan.
Everyman’s Encyclopaedia mengungkapkan bahwa propaganda adalah suatu seni untuk penyebaran dan meyakinkan suatu kepercayaan, khususnya kepercayaan agama atau politik.
Qualter mengatakan bahwa propaganda adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja oleh beberapa individu atau kelompok untuk membentuk, mengawasi, atau mengubah sikap dari kelompok kelompok lain dengan menggunakan media komunikasi dengan tujuan bahwa pada setiap situasi yang tersedia, reaksi dari mereka yang dipengaruhi akan seperti yang diinginkan oleh Si Propagandis.
Sementara itu, salah seorang ahli dalam ilmu komunikasi, Harold D. Laswell, dalam tulisannya "Propaganda" (1937) mengatakan bahwa propaganda adalah teknik untuk memengaruhi kegiatan manusia dengan memanipulasi representasinya.
Barnays mengatakan, propaganda modern adalah suatu usaha yang bersifat konsisten dan terus menerus untuk menciptakan atau membentuk peristiwa-peristiwa guna memengaruhi hubungan publik terhadap suatu usaha atau kelompok.
Ralph D. Cassey berkata propaganda adalah suatu usaha yang dilakukan secara sengaja atau sadar untuk memantapkan suatu sikap atau merupakan suatu pendapat yang berkaitan dengan suatu doktrin atau program dan di pihak lain, merupakan usaha yang sadar dari lembaga-lembaga komunikasi untuk menyebarkan fakta dalam semangat objektivitas dan kejujuran.
Komponen Propaganda
Propaganda adalah usaha sadar. Dengan demikian, propaganda adalah sebuah cara sistematis, prosedural, dan perencanaan matang. Perencanaan matang ini juga meliputi siapa yang menjadi sasaran, caranya bagaimana, lewat media apa. Hal ini sesuai dengan pendapat Laswell: Who, says what, in which channel, to whom and with what effect.
Dalam praktik propaganda akan selalu ada pihak yang dengan sengaja melakukan proses penyebaran pesan dengan tujuan mengubah sikap dan perilaku sasaran propaganda. Pihak ini sering disebut sebagai propagandis.
Propagandis biasanya berupa individu, individu yang dilembagakan, atau lembaga itu sendiri. Orang yang dilembagakan yang dimaksud adalah setiap kegiatannya selalu dikaitkan atau atas nama lembaga. Misalnya, Nazi Hitler yang punya Departemen Propaganda yang dipimpin oleh Goebbels.
Meneruskan materi kuliah "Kampanye dan Propaganda" oleh Agus Purbathin Hadi, propaganda dilakukan secara kontinyu. Hal ini juga turut menjadi pembeda antara propaganda dengan kampanye.
Propaganda dilakukan secara terus-menerus sejauh kepentingan dari propagandis. Sedangkan, kampanye dilakukan secara temporer, meskipun dalam kampanye bisa jadi digunakan teknik atau cara propaganda.
Selain propagandis, terdapat proses penyampaian ide, gagasan, kepercayaan atau bahkan doktrin. Proses ini melibatkan cara tertentu, misalnya dengan sugesti, agitasi, atau rumor. Oleh karena itu, propaganda bagi pemahaman orang tertentu harus tertanam sifat objektivitas dan kejujuran, namun bagi yang lain kebohongan dan manipulasi juga dibenarkan.
Propaganda bertujuan mengubah pendapat, sikap, maupun perilaku individu atau kelompok lain. Tujuan ini sedemikian pentingnya, sehingga ada sindiran bahwa apapun akan dilakukan propagandis untuk mewujudkan tujuannya tersebut. Ini pula yang sering dituduhkan orang secara sinis pada propaganda yang melibatkan "menghalalkan segala cara" – tanpa mengindahkan nilai benar tidaknya – untuk mencapai tujuan.
Sebagai sebuah program dengan tujuan konkret, propaganda akan mencapai sasarannya secara efektif jika menggunakan media yang tepat. Media yang biasanya digunakan adalah media massa, meskipun ada media lain seperti komunikasi lisan, buku, atau bahkan film.