Pegiat media sosial sekaligus Dosen Universitas Indonesia, Ade Armando, dianiaya massa saat mengikuti demonstrasi di depan gedung DPR RI, Senin (11/4).
Dikutip dari Antara, Ade dianiaya sekumpulan massa yang diduga bukan dari kelompok mahasiswa. Dia dianiayai hingga tersungkur ke aspal, bahkan celana panjang yang ia kenakannya hilang.
Ade juga mencoba melindungi kepala dan badan sambil tersungkur ke tanah ketika dia menerima amukan massa.
Dalam beberapa video di media sosial juga terlihat bagaimana wajah Ade tampak babak belur, dan ada darah yang mengucur di keningnya. Ade tampak dibopong oleh beberapa aparat kepolisian yang menjaga kawasan kompleks gedung parlemen.
Ade lantas dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Kabar terakhir, Ade kini menjalani perawatan di rumah sakit.
Peristiwa pemukulan ini terjadi sekitar 10 menit setelah perwakilan DPR menemui massa. Tiga wakil ketua DPR RI yang menemui mahasiswa, yakni Sufmi Dasco Ahmad, Lodewijk F. Paulus, dan Rahmad Gobel. Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo turut mendampingi ketiga pimpinan DPR saat menemui mahasiswa di atas mobil komando.
Saat bertemu dengan perwakilan pimpinan DPR, aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesias (BEM SI) juga memberikan korek kuping raksasa, sebagai simbol dari tuntutan mereka agar anggota dewan lebih mendengarkan aspirasi masyarakat.
Mahasiswa memutuskan membubarkan diri dari depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) setelah bertemu dengan perwakilan anggota dewan.
Dalam demonstrasi ini, BEM SI menyampaikan empat tuntutan, yaitu mendesak wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai.
Kemudian meminta wakil rakyat menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari sejak 28 Maret 2022 hingga 11 April 2022.
Selain itu, mendesak dan menuntut wakil rakyat agar tidak mengkhianati konstitusi negara, dengan melakukan amandemen. Mereka berharap anggota dewan turut bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Terakhir, menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden, yang sampai saat ini belum terjawab.
Pada demonstrasi di depan gedung DPR ini juga sempat terjadi kericuhan, sesaat setelah demonstran dari elemen mahasiswa membubarkan diri. Akibatnya, polisi sempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang ricuh.
Kini, kondisi di depan gedung DPR terlihat mulai kondusif.