Dosen UI Ade Armando Dirawat di Rumah Sakit Siloam

Antara
Pegiat media sosial Ade Armando
Penulis: Desy Setyowati
12/4/2022, 08.14 WIB

Ade Armando, korban pengeroyokan saat demonstrasi di depan Gedung MPR/DPR, kini dirawat di Rumah Sakit Siloam, Semanggi, Jakarta Selatan. Ade dikeroyok oleh sejumlah orang yang diduga bukan mahasiswa.

Namun Sekretaris Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS) Nong Darol Mahmada belum memerinci kondisi terkini Ade Armando. "Saya bersama teman-teman masih di Rumah Sakit Siloam menunggu kabar Bang Ade dari pihak dokter,” kata dia dikutip dari Antara, Senin malam (11/4).

Nong bercerita, Ade berada di lokasi demonstrasi bersama sejumlah rekannya dari PIS untuk membuat konten mengenai aksi mahasiswa. “Acara aksi tadi akan dijadikan sebagai salah satu konten PIS,” katanya.

“Jadi tidak benar, jika dikatakan oleh salah satu akun media sosial bahwa Bang Ade ikut-ikutan karena ada tujuan untuk ikut aksi tadi siang," ujar Nong.

Pegiat media sosial sekaligus dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando mengalami penganiayaan saat menghadiri demonstrasi di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (11/4).

Dalam sejumlah pemberitaan, Ade sempat bersitegang dengan sejumlah orang sebelum diteriaki sebagai penista agama. Ia lalu dipukuli massa sebelum akhirnya diselamatkan oleh aparat kepolisian.

Dikutip dari Antara, Ade dianiaya sekumpulan massa yang diduga bukan dari kelompok mahasiswa. Dia dianiayai hingga tersungkur ke aspal, bahkan celana panjang yang ia pakai hilang.

"Kami sangat kaget dengan penyerangan terhadap Bang Ade. Bukan hanya perlakuan si penyerang yang biadab, tidak berperikemanusiaan, bersikap sangat kejam," kata Nong.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran sebelumnya menyampaikan, Ade Armando menderita luka di kepala akibat dikeroyok. "Kondisinya memprihatinkan. Beliau terluka di kepala. Tim Polda Metro Jaya sudah membawanya ke rumah sakit," ujar dia, kemarin.

Ia menyampaikan, insiden tersebut menjadi pemicu petugas untuk membubarkan massa dengan kendaraan taktis water cannon dan gas air mata. 

Reporter: Antara