Mahfud MD Telepon Kapolda Metro Jaya Terkait Penganiayaan Ade Armando
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta Polda Metro Jaya segera menangkap semua pihak yang terlibat dalam penganiayaan dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando.
Mahfud pun telah menghubungi Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Fadil Imran untuk menyampaikan permintaannya ini.
"Saya katakan Polisi di Indonesia itu mampu menangkap orang yang berbuat keji dan pandai menghilangkan jejak. Orang yang memutilasi orang hanya tersisa satu tangan tapi bisa dicari bisa tertangkap. Semua bisa. Ini harus bisa dicari pelakunya," kata Mahfud, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu (13/4) seperti dikutip Antara.
Menurut Mahfud, tindakan kekerasan terhadap Ade Armando berasan dari elemen liar, bukan mahasiswa.
Untuk itu ia meminta Kapolda, agar mencari dan menindak tegas pelakunya. "Jangan pandang bulu dari kelompok apapun, afiliasi manapun, harus ditindak tegas dan diumumkan di publik bahwa anda mampu melakukan."
Sementara itu, Sekretaris PIS, Nong Darol Mahmada menjelaskan bahwa kondisi Ade Armando kini sudah jauh membaik, meski masih berada di ruang High Care Unit (HCU) Rumah Sakit Siloam Semanggi, Jakarta.
"Komunikasi alhamdulillah bang Ade baik, ngobrol, ketawa," ujar Sekretaris Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), Nong Darol Mahmada, Rabu (13/4).
Meski membaik, dokter masih terus memantau perkembangan pemulihan kondisi Ade Armando secara intensif.
Sebelumnya, Nong menjelaskan bahwa Ade Armando mengalami perdarahan di bagian belakang kepala akibat penganiayaan yang dialaminya.
Ade Armando dianiaya sekelompok orang di tengah-tengah demonstrasi mahasiswa pada Senin (11/4). Saat itu, Ade Armando bersama tim dari PIS sedang membuat konten mengenai demonstrasi mahasiswa.
Ketika hendak menyelesaikan produksi konten, Ade Armando mendapatkan serangan sebagaimana terlihat pada berbagai video yang menyebar di media sosial. Setelah itu, aparat kepolisian yang mengamankan jalannya demonstrasi memberikan pertolongan dan mengevakuasi Ade Armando ke dalam kompleks parlemen. Saat proses evakuasi ini, massa turut melempari polisi sehingga terjadi kericuhan.