Holding BUMN Defend ID Akan Garap 6 Proyek Pertahanan, Ini Daftarnya
Presiden Joko Widodo telah meresmikan holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) industri pertahanan. Usai terbentuk, induk usaha bernama Defend Id ini langsung meneken kontrak kerja sama dengan Kementerian Pertahanan dan Kementerian BUMN.
Sebagai informasi, PT LEN Industri (Persero) menjadi induk holding Defend ID. Adapun anak usahanya adalah PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT PAL Indonesia (Persero), PT Pindad,(Persero) dan PT Dahana (Persero).
"Nota kesepahaman untuk kemandirian alat peralatan pertahanan dan keamanan," kata Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Surabaya, Rabu (20/4).
Kontrak kerja sama dengan Kemenhan yakni pengadaan 13 unit radar Ground Controlled Interception (GCI), perawatan 12 unit pesawat C130 serta modernisasi 41 kapal perang TNI Angkatan Laut.
Lalu ada pengadaan amunisi kaliber kecil, teknologi pertahanan antara LEN dan Tales Internatinal Prancis, serta produksi bersama armoured assault vehicle antara Pindad dengan FNSS Savunna Sistemleri, Turki.
Prabowo tak menyebutkan berapa total nilai proyek yang diraup Defend ID. Meski demikian, ia menyebut nilai perawatan dan modernisasi 41 kapal perang TNI AL mencapai US$ 1,1 miliar atau setara Rp 15,7 triliun.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo meminta holding BUMN tersebut mampu berbicara banyak di kancah internasional. ia bahkan mematok target Defend ID mampu menembus 50 besar industri pertahanan terbesar dunia.
Selain itu Jokowi meminta Defend ID mampu meningkatkan penggunaan komponen lokal dalam industri pertahanan. Saat ini Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) industri ini baru mencapai 41%.
Mantan Wali Kota Solo itu juga meminta BUMN ini inovatif serta mampu membangun kerja sama global. Tak hanya itu, Jokowi juga membuka lampu hijau Defend ID menggandeng siapa pun untuk transfer teknologi. "Tapi tetap mayoritas (harus) kita," katanya.