Survei: Prabowo Tokoh Terpopuler, Disusul Sandiaga dan Anies

Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan Menteri BUMN Erick Thohir saat meresmikan holding BUMN pertahanan di Surabaya, Rabu (20/4). Foto: Youtube Sekretariat Presiden.
25/4/2022, 08.55 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi tokoh yang paling populer di masyarakat. Hasil survei lembaga penelitian kebijakan dan opini publik, Populi Center, menunjukkan 92,3 persen responden menyatakan mengenal nama Prabowo dan 70,6 persen di antaranya mengaku menyukai ketua umum partai Gerindra tersebut.

Adapun nama Sandiaga Salahuddin Uno, rekan Prabowo di partai Gerindra, berada di posisi kedua daftar tokoh terpopuler. Sebanyak 78,5 persen responden mengenal Sandiaga dan 65,1 persen di antaranya mengaku menyukai politikus yang juga menjabat sebagai menteri pariwisata dan ekonomi kreatif di kabinet Presiden Joko Widodo.

Peneliti Populi Center, Rafif Pamenang Imawan, mengatakan bertahannya nama Prabowo dan Sandiaga di papan atas daftar tokoh terpopuler menjadi temuan menarik dalam survei tersebut. "Popularitasnya relatif sama dalam kurun waktu 1,5 tahun terakhir," ujar Rafif dalam pemaparan hasil survei pada Minggu (24/4).

Rafif mengatakan angka popularitas Prabowo dalam riset Populi Center pada Oktober 2020 sebesar 92,4 persen. Sementara di riset yang sama, angka popularitas Sandiaga mencapai 78,8 persen.

Hasil penelitian pada 2020 itu menunjukkan nama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menempati urutan ketiga daftar tokoh paling dikenal dengan angka popularitas 77,6 persen. Dalam riset terbaru yang digelar 21-29 Maret lalu, angka popularitas Anies menjadi 78,1 persen.

Populi Center menggelar survei nasional ini untuk memotret dinamika politik menjelang pemilihan umum serentak pada 2024. Penelitian ini melibatkan 1.200 responden yang tersebar di 120 desa dan kelurahan di 34 provinsi.

Menggunakan metode pemilihan responden acak bertingkat dan dengan porporsi gender seimbang, besaran sampel tiap wilayah dialokasikan sesuai dengan proporsi Daftar Pemilih Tetap sesuai data pemilihan umum 2019 dari Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia.

Hasil penelitian itu menunjukkan sejumlah nama tokoh populer lainnya adalah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dengan angka popularitas sebesar 65,4 persen, disusul oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani (63 persen), Ridwan Kamil (62,8 persen), dan Tri Rismaharini (61 persen).

Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono, meraih angka popularitas 61,7 persen, diikuti oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, yang memperoleh 57,5 persen, serta Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir, yang mendapatkan 50,3 persen.

Selain populer, Prabowo juga menjadi tokoh dengan elektabilitas tinggi. Sebanyak 13,4 persen responden menyatakan akan memilih Prabowo jika pemilu digelar hari ini. Jokowi masih menempati peringkat pertama daftar calon presiden dengan angka elektabilitas mencapai 15,5 persen.

Adapun Ganjar berada di posisi ketiga dengan elektabilitas sebesar 11,4 persen jika pemilu digelar hari ini, disusul oleh Anies yang dipilih oleh 7,2 persen responden.

Meski Jokowi menempati peringkat pertama, ada tren penurunan angka elektabilitas Jokowi dalam rangkaian survei Populi Center. Dalam survei pada November 2019, elektabilitas Jokowi mencapai 49,3 persen. Angka itu menurun menjadi 18,6 persen pada Oktober 2020.

Menurut Rafif, hasil survei itu menunjukkan publik semakin sadar dengan kondisi Jokowi dan status masa jabatan presiden. "Meski elektabilitas Jokowi sebenarnya ada di posisi satu, dia sudah tidak bisa lagi berkontestasi di pemilihan umum berikutnya," kata Rafif.

Dalam simulasi tertutup yang melibatkan 10 tokoh calon presiden dan tidak memasukkan nama Jokowi, sebanyak 24 persen responden berharap Prabowo menjadi presiden pada 2024. Sebanyak 24 persen responden juga ingin Ganjar menjadi presiden, disusul oleh Anies (12 persen), Sandiaga (6,3 persen), dan Ridwan Kamil (5 persen).

Rafif mengatakan hasil survei ini menggambarkan pandangan publik terkait tokoh nasional yang populer dan diharapkan menjadi presiden. Meski demikian, menurut Rafif, situasi masih dinamis karena banyak responden yang belum menentukan pilihan atau tidak mau menjawab soal calon presiden pilihan. "Ada 15,3 persen responden yang belum memutuskan siapa yang diharapkan menjadi presiden pada 2024, sementara 3,3 persen lainnya menolak menjawab," ujar dia.

Akademisi dari Universitas Airlangga, Ramlan Surbakti, mengatakan, elektabilitas para tokoh dalam survei ini merupakan persepsi publik. Ada peluang terjadi perubahan sepanjang waktu menjelang pemilu 2024. "Prosesnya masih panjang ini," ujar dia.

Menurut Ramlan, para tokoh yang populer sebagai calon presiden itu juga belum memaparkan apa saja program yang mereka siapkan jika jadi berkontestasi di pemilihan presiden pada 2024. "Publik masih belum tahu mereka itu mau bikin apa saja nanti, termasuk bagaimana caranya mencari uang karena anggaran nanti pasti sudah dialokasikan oleh pemerintahan sebelumnya," ujar dia.