Mayoritas masyarakat Indonesia merasa puas dengan kinerja pemerintahan di bawah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin. Pada survei Charta Politika Indonesia, sebanyak 62,9% responden merasa puas terhadap kinerja pemerintah pusat. Sementara sekitar 31,4% masih kurang puas, dan 4,3% merasa tidak puas sama sekali.
Melihat hasil survei ini, Charta Politika memberikan raport biru untuk pemerintah.
Di tengah tingkat kepuasan yang tinggi, Charta Politika juga menemukan mayoritas publik menghendaki Presiden Jokowi untuk melakukan reshuffle pada jajaran menterinya.
"Sebanyak 68.5% responden setuju jika Presiden Joko Widodo melakukan reshuffle," kata Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya saat merilis hasil survei scara virtual pada Senin (25/4).
Menurutnya, keinginan publik ini didorong oleh ketidakpuasan mereka terhadap kinerja menteri. Dalam survei, terdapat 50,1% masyarakat merasa puas. Jumlah ini lebih rendah dari tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah pusat. “Artinya, ketidak puasan memang bottlenecking terjadi di tingkat menteri,” ujar Toto, sapan akrab Yunarto.
Walaupun kepercayaan publik terhadap Jokowi masih terbilang tinggi, terdapat beberapa daerah yang memberikan 'lampu kuning', karena persentase tingkat kepuasan mereka berada di bawah 60%, yakni: Sumatera, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Kalimantan, dan Sulawesi.
“Daerah-daerah yang memilih Jokowi cenderung memiliki kepuasan tinggi,” ungkapnya.
Meski mendapat penilaian baik, tren tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah cenderung menurun dalam dua tahun terakhir.
Pada Februari 2020, sebanyak 70,7% responden menyatakan puas terhadap kinerja pemerintah. Jumlah itu kini menyusut menjadi 62,9%. Seiring penurunan tersebut, terjadi kenaikan pada masyarakat yang tidak puas dengan pemerintah, yaitu 27,4% pada Februari 2020, dan kini mencapai 35,7% pada April 2022.
Simak juga data mengenai perbandingan harta Presiden Jokowi:
Tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintah ini, menurut Yunarto, dipengaruhi beberapa persoalan yang mencuat dalam beberapa waktu terakhir. Seperti kenaikan harga bahan pokok, isu kemiskinan, pengangguran, daya beli rendah, meningkatnya utang negara, investasi yang rendah, impor yang tinggi, sampai inflasi.
“Ini menunjukan bahwa dalam situasi kekinian, ada hal yang menjadi pusat perhatian, dan bisa kita analisa paling berpengaruh terhadap kepuasan presiden dan wakil presiden,” terangnya.
Jika mengaitkannya dengan kepada ketidakpuasan publik terhadap kinerja kementerian, maka Toto memiliki catatan mengenai reshuffle kabinet. Menurutnya, perombakan kabinet mungkin menjadi jawaban untuk beragam persoalan yang ada saat ini, dengan catatan para pengganti merupakan sosok yang dianggap mumpuni oleh masyarakat.
"Saya pikir ini bisa menjadi stimulus untuk naiknya kepuasan masyarakat terhadap presiden, yang sudah dua kali turun selama dua bulan terakhir," jelasnya.
Charta Politika menggelar survei pada 10-17 April 2022 terhadap 10 perwakilan dari 122 desa atau kelurahan di Indonesia. Penentuan sampel pada suvei kali ini dilakukan dengan metode multistage random sampling terhadap 1.220 responden dengan margin of error sebesar 2,83% dan tingkat kepercayaan 95%.