TNI AL Tangkap Kapal Pembawa Minyak Sawit, Diduga akan Diekspor

ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/Lmo/nym.
Petugas menunjukkan kapal angkut kontainer MV Mathu Bhum berbendera Singapura di Dermaga Belawan International Container Terminal (BICT), Medan, Sumatera Utara, Jumat (6/5/2022).
Penulis: Happy Fajrian
8/5/2022, 17.10 WIB

Kapal Patroli TNI Angkatan Laut (TNI AL) berhasil menangkap kapal tanker berbendera Singapura, MV Mathu Bhum, yang mengangkut kontainer berisi bahan baku pembuat minyak goreng, diduga akan dikirim ke luar negeri, di Perairan Belawan, Sumatera Utara, Rabu (4/5).

Panglima Komando Armada Republik Indonesia (Pangkoarmada RI) Laksamana Madya TNI Agung Prasetiawan menjelaskan penangkapan dilakukan menggunakan KRI Karotang-872 dari jajaran Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan di bawah kendali Guskamla Koarmada I.

“Kapal memuat sebanyak 436 kontainer dan 34 kontainer diantaranya memuat refined, bleached, deodorised (RBD) Palm Olein atau minyak goreng yang merupakan jenis yang dilarang sementara untuk diekspor,” ujarnya seperti dikutip dari keterangan tertulis pada Minggu (8/5).

Kapal pengangkut kontainer ini di hentikan dan diperiksa pada Rabu (4/5) pukul 12.00 WIB di perairan Belawan. Saat diamankan, kapal membawa 29 orang anak buah kapal termasuk nakhoda, terdiri dari 24 warga negara Thailand dan 5 warga negara Malaysia, berlayar dengan tujuan Port Klang Malaysia (pelabuhan bongkar), Singapura dan Thailand.

Dia menambahkan bahwa pengamanan ratusan kontainer ini sebagai bentuk tindakan tegas TNI AL dalam menindaklanjuti keputusan Presiden Joko Widodo yang telah disampaikan pada 21 April 2022 untuk melarang ekspor minyak goreng dan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) terhitung sejak 28 April 2022.

“Penghentian, pemeriksaan dan penangkapan tersebut dilakukan oleh KRI Karotang-872 dengan komandan Mayor Laut (P) Andromeda pada hari Rabu, 4 Mei 2022 pukul 12.00 WIB di perairan sekitar Belawan, Selanjutnya Kapal berbendera Singapura tersebut dibawa ke pelabuhan Belawan untuk menjalani pemeriksaan lanjutan”, ujarnya.

Indonesia memproduksi sekitar 60% minyak sawit dunia, yang digunakan dalam berbagai produk seperti kosmetik dan olesan cokelat. Sepertiga dari produksi tersebut dikonsumsi di dalam negeri.

Menurut data Food and Agriculture Organisation (FAO) PBB, minyak nabati adalah salah satu bahan makanan pokok yang telah melihat harga mencapai rekor tertinggi dalam beberapa pekan terakhir setelah invasi Rusia ke pembangkit tenaga listrik pertanian Ukraina.

Produsen di Indonesia akhir-akhir ini dilaporkan enggan menjual di dalam negeri karena mengekspor lebih menguntungkan karena harga internasional yang tinggi. Tetapi pemerintah turun tangan untuk mencoba dan mengendalikan harga memulihkan pasokan nasional.

Namun langkah untuk melarang ekspor CPO membuat harga minyak sawit, kedelai, rapeseed Eropa, dan minyak kanola mencapai titik tertinggi dalam sejarah.

Indonesia berencana untuk kembali membuka keran ekspor ketika harga minyak goreng curah lokal turun menjadi Rp 14.000 per kilogram (kg), setelah melonjak dalam beberapa pekan terakhir menjadi Rp 26.000 per kg.

Pada Jumat (6/5), Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) melaporkan harga minyak goreng curah telah mencapai Rp 17.000 per kg. Simak perkembangan harga minyak goreng curah tiga bulan terakhir pada databoks berikut: