Untuk melepas penat dan stres karena aktivitas sehari-hari, sebagian orang akan mencari hiburan tersendiri. Hiburan ini ada dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah anekdot yang bisa ditemui melalui media sosial atau percakapan sehari-hari.
Apa Itu Anekdot?
Secara sederhana, anekdot adalah kutipan kisah jenaka, baik secara lisan maupun tulisan. Kisah tersebut kerap menyangkut seseorang tertentu.
Pengertian di atas mengacu pada definisi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang mengartikan anekdot sebagai cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, yang biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian sebenarnya.
Bukan cuma lucu, anekdot juga kerap dipakai untuk menyampaikan suatu kritik. Sebab, kriteria anekdot juga bisa menyampaikan maksud dari penulis atau penuturnya.
Mengutip penelitian yang dirangkum dalam buku berjudul “Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan” karya Taufiqur Rahman, teks anekdot diartikan sebagai teks yang sering mengangkat topik terkait politik, lingkungan, sosial, layanan umum, dan kebiasaan banyak orang. Dalam buku tersebut juga disebutkan bahwa teks anekdot adalah teks yang memiliki bentuk dialog singkat dari dua tokoh.
Walaupun memiliki kesan dan sering digambarkan sebagai teks lucu, akan tetapi teks anekdot banyak mengandung pesan moral atau amanat sebuah kebenaran. Teks anekdot adalah rangkuman kisah yang dipercayai banyak orang. Hal inilah yang membuat teks anekdot memiliki tujuan untuk menghibur seseorang sehingga bisa tertawa dan bahagia, walaupun membawa maksud kritikan.
Ciri-ciri Teks Anekdot
Dalam teks anekdot, cerita biasnaya tidak dilampirkan secara detail, melainkan hanya menampilkan bagian yang memiliki dampak jangka pendek. Bukan cuma itu, teks anekdot juga bisa diidentifikasi lewat ciri-ciri sebagai berikut:
- Disertai kisah lucu atau humor yang mampu menghibur dan membuat orang tertawa.
- Sebuah teks anekdot memiliki sifat menggelitik, hal ini berarti teks anekdot dapat membuat setiap orang yang membacanya akan merasa terhibur dengan kisah lucu yang terdapat di dalam teks.
- Memiliki sifat menyindir, sehingga sering digunakan untuk menyentil seseorang maupun sekelompok orang.
- Sebuah teks anekdot seringkali menyasar kepada orang penting. Hal itu disebabkan tidak adanya aturan yang ketat untuk membuat teks anekdot, hal ini menjadikan teks ini biasa digunakan untuk membahas orang-orang penting.
- Ciri khas teks anekdot adalah fleksibilitas untuk dibentuk sesuai keinginan dari penulis.
- Dalam sebuah kisah cerita yang disajikan sangat mirip dengan dongeng, orang yang hendak menulis membuat sebuah cerita lain yang sebenarnya berhubungan dengan kehidupan saat ini.
Struktur Teks Anekdot
Dalam sebuah teks anekdot yang baik, terdapat beberapa aturan yang harus ditaati, antara lain:
- Adanya abstrak.
- Memiliki orientasi yang jelas dan berisi awal kejadian suatu cerita.
- Krisis dan penjelas utama masalah dari teks.
- Reaksi sebagai pelengkap suatu cerita.
- Koda yang disampaikan dan menjadi penutup dari penulis cerita anekdot.
Contoh Teks Anekdot
Mengutip berbagai sumber, berikut beberapa contoh teks anekdot.
1. "Lupa Ingatan"
Di suatu siang, ada dua bocah yang sedang bercanda di bawah pohon rindang.
Rafi: “Agung, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?”
Agung: “Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur. Saat tidur, orang kan lupa.”
Rafi: “Lucu sih, tapi jawabanmu salah.”
Agung: “Hmm… kursi apa, ya?”
Rafi: “Jawabannya adalah kursi DPR!”
Agung: “Lho, kok begitu?”
Rafi: “Jelas, lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji macam-macam agar masyarakat memilih mereka. Tapi setelah merasakan kursi DPR, sekejap saja mereka hilang ingatan akan janji-janjinya.”
Agung: “Oh, iya, betul juga.”
2. “Setrika Panas”
Pada suatu pagi yang cerah, datanglah seorang lelaki dengan langkah bergegas sambil memegangi kedua telinganya karena luka bakar.
Dokter: "Lho telinga Anda kenapa lagi, Pak?"
Pasien: "Begini, Dok, ceritanya, waktu itu saya sedang menyetrika pakaian tiba-tiba telepon mendadak berbunyi dan berdering. Kemudian, dikarenakan refleks, akhirnya saya melekatkan setrika pada telinga kiri saya, Dok."
Dokter: "Oh begitu toh ceritanya, saya tentu tahu apa yang Bapak rasakan. Lalu, untuk telinga yang sebelah kanan itu kenapa, Pak?"
Pasien: "Nah, inilah masalahnya, Dok, si bego itu kembali menelepon saya..."
3. “Modal Huruf Doang”
Pada suatu hari ada seorang guru di sebuah sekolah dasar yang sedang bertanya kepada seorang muridnya tentang hasil belajar menghafalkan huruf.
Pak guru bertanya pada Dani tentang sudah berapa huruf yang Dani hafal, kemudian Dani menjawab bahwa ternyata dia hanya akan menghafalkan huruf C D E F G A B C.
Setelah mendengar jawaban dari tersebut, pak guru pun bingung dan bertanya kembali kepada Dani kenapa dia hanya mau menghafalkan tujuh huruf saja.
Lalu Dani menjawab dengan lantang bahwa dengan menghafal tujuh huruf tersebut saja Dani bisa jadi pemusik yang hebat dan menghasilkan banyak uang. Mendengar jawaban tersebut, kemudian pak guru hanya mengangguk-ngangguk saja dan berbicara “benar juga”.
4. "Kuli dan Kyai"
Romongan jamaah haji NU dari Tegal tiba di Bandara King Abdul Aziz, Jedah Arab Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari yaman berebutan untuk mengangkut barang-barang mereka yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan serus dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut spontan merubung mereka sambil berucap Amin, Amiin, Amiin.
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu menghampiri mereka dan berkata, “Lho kenapa Anda berkerumun disini?”
“Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi pakai serban, mereka itu pasti kyai”, ucap jamaah haji.