TransJakarta Jajaki Penerbitan Obligasi Hijau untuk Biayai Bus Listrik
Sejumlah korporasi mulai menjajaki penerbitan obligasi berwawasan lingkungan alias green bond. Terbaru, PT. Trasnportasi Jakarta (TransJakarta) mengkaji penerbitan surat utang tersebut di London Stock Exchange.
Direktur Utama PT TransJakarta Mochammad Yana Aditya mengatakan langkah ini merupakan salah satu upaya mendukung target pengurangan emisi yang dicanangkan pemerintah. Ia juga telah membicarakan rencana ini dengan pihak London Stock Exchange.
"Kami mendiskusikan rencana TransJakarta mengembangkan bus listrik dan transportasi berkelanjutan. Untuk itu, kami ingin dukungan pembiayaan," kata Yana di Jakarta, Jumat (13/5) dikutip dari Antara.
Yana mengatakan pengembangan bus listrik dan transportasi berkelanjutan sejalan dengan konsep green bond bursa London tersebut. Dengan adanya bus listrik, maka diperkirakan polusi bisa turun hingga 28% dibandingkan bus diesel.
Adapun TransJakarta telah mengoperasikan bus listrik sejak Maret dan targetnya ada 100 kendaraan serupa yang dapat melayani masyarakat pada 2030. "Kami harap dapat bekerja sama dengan London Stock Exchange untuk mengurangi emisi karbon," kata dia.
Hal tersebut merupakan hasil kunjungan Yana ke London beberapa waktu lalu. Selain soal obligasi, ia juga membahas kerja sama dengan program unggulan melalui International Climate Finance (IFC) Inggris yakni UK Pact.
Kerja sama tersebut akan fokus pada bantuan teknis pengembangan bisnis akhir terutama bus listrik TransJakarta. "Sehingga bus listrik bisa segera melayani masyarakat lebih banyak lagi," ujarnya.
Sebelumnya PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), berencana menerbitkan green bond dengan emisi senilai Rp 5 triliun. Obligasi hijau tersebut akan diterbitkan dalam tiga seri.
Namun, BNI belum menetapkan nilai emisi masing-masing seri termasuk besaran bunga kupon yang ditawarkan. Surat utang tersebut sudah mendapat peringkat Triple A (idAAA) dari PT Pemeringkat Indonesia (Pefindo).
Sekretaris Perusahaan BNI, Mucharom mengungkapkan, dana hasil penerbitan green bond tersebut seluruhnya akan digunakan perseroan untuk membiayai Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL), yaitu proyek-proyek yang berkaitan dengan energi terbarukan, efisiensi energi, pengolahan sampah menjadi energi dan manajemen limbah.