Indonesia Belum Berstatus Endemi, Masih di Fase Pandemi Terkendali

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (tengah) didampingi Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (8/2/2021).
23/5/2022, 18.16 WIB

Saat ini Indonesia berada dalam fase pandemi Covid-19 terkendali. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menyatakan terdapat sejumlah capaian lanjutan hingga Indonesia dinyatakan sebagai endemi.

"Apakah kita bisa masuk fase endemi? Ada beberapa tahap yang harus dilewati, dari mulai pandemi, deseralasi, terkendali, eliminasi dan eradikasi," kata Dante Saksono Harbuwono, saat menyampaikan pemaparan dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin (23/5).

Dante menjelaskan, Indonesia memasuki fase pandemi terkendali karena tidak menyebabkan gangguan pada aktivitas sosial masyarakat, angka positif semakin menurun, dan dapat diprediksi angka kasus nya setiap hari. "Kami tidak bisa bilang sudah masuk dalam fase endemi, tapi pandemi yang terkendali," katanya.

Dante menyebutkan ada parameter klinis dan biologis dari fase pandemi terkendali saat ini. Parameter tersebut yakni kasus konfirmasi Covid-19 kurang dari 20, perawatan kurang dari 5 dan angka kematian kurang dari satu. Parameter tersebut diukur dalam cakupan per 100.000 penduduk.

Indonesia dapat melewati masa pandemi terkendali apabila mencapai vaksinasi dosis kedua 70%, dosis anak dan lansia lebih dari 70% dan reproduction rate kurang dari 1 minimal selama enam bulan.

Lebih lanjut Dante mengatakan, bahwa di 34 provinsi tercatat ada di level 1, tapi upaya peningkatan vaksinasi belum mencapai 70% dari target yang ditentukan untuk menuju endemi.

Dante mengatakan saat ini perkembangan kasus Covid-19 di beberapa negara didominasi varian Omicron. "Ada varian baru BA.4 dan BA.5, ini belum terlalu dominan dan belum ditemukan di Indonesia. Kami masih pantau Whole Genome Sequencing (WGS) kalau ada varian baru," katanya.

Dante mengatakan varian baru BA.4 dan BA.5 adalah turunan varian Omicron yang diperkirakan pakar kesehatan memiliki tingkat penularan yang lebih cepat dibanding Omicron.

Namun secara hospitalisasi, kata Dante, tidak ada perbedaan dengan Omicron. Artinya, gejala yang dialami pasien tertular cenderung ringan dan tidak memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

"Varian baru ini memiliki kemampuan netralisasi pada orang yang sudah divaksinasi. Artinya, orang yang sudah divaksinasi masih bisa kena atau immune escape," katanya.

Dante mengatakan laju kasus Covid-19 di Indonesia cenderung rendah berdasarkan hasil pengamatan selama periode setelah Lebaran 2022.

"Saat ini sekitar 250 kasus baru setiap hari dan yang meninggal rendah, hanya ada tiga orang, dalam beberapa hari ini, dan hospitalisasi kebanyakan atas permintaan pasien, tapi tidak ada kasus berat yang kelihatan," katanya.

Sekitar 230 kasus berat yang dilaporkan dari sejumlah rumah sakit, kata Dante, umumnya dialami pasien lansia yang belum menerima vaksinasi lengkap. "Ini jumlahnya sedikit. Umumnya pada pasien lansia dan belum vaksinasi lengkap," katanya.

Reporter: Dudi Sholachuddin Triambudi