Perang dengan Rusia, Anggaran Ukraina Defisit Lebih dari Rp 70 Triliun

ANTARA FOTO/REUTERS/Gleb Garanich/aww/cf
Gleb Garanich Seorang polisi Ukraine berjaga saat pengungsi dari pabrik baja Azovstal di Mariupol tiba di pusat bantuan kemanusiaan dan pendaftaran untuk pengungsi, di tengah invasi Rusia ke Ukraina yang terus berlanjut, di Zaporizhzhia, Ukraina, Minggu (8/5/2022).
27/5/2022, 21.18 WIB

Serangan Rusia ke Ukraina terus mengakibatkan dampak ekonomi yang besar. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahkan mengatakan anggaran negaranya telah defisit sebesar US$ 5 miliar atau setara Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.543 per dolar) lantaran perang.

Hal ini lantaran Ukraina tidak mendapatkan pemasukan dari berhentinya aktivitas ekonomi. Selain itu banyak perusahaan hancur karena perang menghentikan kegiatan bisnis.

“Kami harus kompensasi ini, apalagi banyak kewajiban yang masih harus dibayarkan,” kata Zelensky  dalam diskusi yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia, Jumat (27/5).

Belum lagi Rusia telah memblokir seluruh jalur perdagangan Ukraina dari laut. Hal ini mengakibatkan ekspor komoditas pangan seperti gandum terpotong.

Zelensky mengatakan dampaknya, dunia berpotensi terancam krisis pangan. “Silakan anda lihat harga-harga di pasaran,” kata dia

Ukraina sendiri harus bertahan dengan bantuan negara lain. Zelensky mengatakan saat ini negaranya mengandalkan kerja sama bilateral dengan Amerika Serikat, Kanada, Australia, hingga Dana Moneter Internasional (IMF).

“Banyak juga masyarakat yang mendukung secara perorangan atau lewat organisasi,” kata dia.

Maret lalu, IMF dan Bank Dunia menyiapkan pendanaan mencapai US$ 5,2 miliar atau setara Rp 74 triliun (asumsi kurs Rp 14.365 per dolar AS) untuk membantu Ukraina mengatasi dampak dari serangan Rusia.

Selain itu, IMF juga terus bekerjasama dengan pemerintah Ukraina lewat program Pengaturan Siaga (SBA). Melalui program ini, terdapat tambahan dukungan sebesar US$ 2,2 miliar yang tersedia hingga Juni 2022.