Adaro Power menambah kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Kelanis di Kalimantan Tengah sebesar 468 kWp. Hal ini merupakan langkah anak usaha PT Adaro Energy Tbk itu untuk mengembangkan proyek energi terbarukan dalam portofolionya.
PLTS ini memiliki sistem terabung atau floating di area kolam kantin di Kelanis. Selain itu pembangkit listrik tersebut merupakan PLTS terapung paling besar di Indonesia dengan restimasi produksi listrik 618 kWh per tahun.
"PLTS Adaro ini dilengkapi teknologi smart inverter yang memberikan dampak positif ke lingkungan yaitu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca," kata Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro dalam keterangan tertulis, Minggu (5/6).
Adaro juga terus mengkaji pembangunan proyek energi terbarukan dari sumber lain seperti biomassa, angin, dan panel surya. Ini untuk diversifikasi bauran energi dan mendukung PT PLN (Persero) lewat prakarsa proposan dan tender.
Selain itu perusahaan tersebut juga tengah membangun smelter aluminium untuk mendukung program hilirisasi yang dilakukan pemerintah. Selain mengurangi impor, pembangunan ini diharapkan juga bisa meningkatkan penerimaan negara.
"Adaro juga berharap keberadaan industri aluminium di Kalimantan Utara bisa mendatangkan banyak investasi lanjutan dan menciptakan lapangan kerja," kata Dharma.
Sebelumnya Chief Executive Officer PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir mengatakan akan fokus ke pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga air PLTA. Ini lantaran dunia saat ini tengah melakukan transisi energi dari fosil ke energi terbarukan.
Adaro saat ini sudah mempunyai PLTS dengan skala kecil di Kalimantan Selatan dan akan mengembangkan PLTS lainnya di Batam, Bintan dan Kalimantan Utara.
“Adaro juga harus bertransformasi yang tadinya coal related businesses, kita harus ikuti kondisi zaman," kata Garibaldi pada wawancara yang ditayangkan pada event IDE Katadata 2022, Rabu (6/4/2022).
Sedangkan Our World in Data mencatat persentase produksi listrik Indonesia yang berasal dari energi terbarukan mencapai 13,21% pada tahun 2020, meningkat dari 11,27% pada tahun 2019.