Isu Pangan di Balik Alasan Reshuffle Mendag, Menteri ATR dan Wamen

ANTARA FOTO/HO/Biro Pers Sekretariat Presiden-Lally Rachev/aww.
Presiden Joko Widodo (tengah) mengecek harga dan ketersediaan sejumlah bahan kebutuhan pokok masyarakat di Pasar Rakyat Desa Tempurejo, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (30/3/2022).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
15/6/2022, 14.24 WIB

Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju pada Rabu (15/6) siang. Ada dua menteri dan tiga wakil menteri baru dalam Kabinet Indonesia Maju.

Dua menteri yang dilantik, yakni Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan sebagai Menteri Perdagangan dan Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/ Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Adapun tiga wakil menteri baru yakni Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor, Wakil Menteri ATR/Kepala BPN Raja Juli Antoni, dan Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo.

Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan isu energi dan pangan menjadi bagian dari pertimbangan reshuffle beberapa menteri hari ini.

"Sekarang persoalan utama kita energi dan pangan, makanya ada menteri yang ini (diganti) dan wakil menteri yang diperkuat," kata Pramono di Kompleks Kepresidenan, Rabu (15/6).

Pramono menilai reshuffle kabinet kali ini akan membuat pemerintah lebih lincah menangani urusan pangan dan energi.

Pramono mengatakan digitalisasi pada penanganan minyak curah telah menunjukkan hasilnya. Harga minyak goreng baik kemasan premium maupun minyak goreng curah telah berangsur turun menuju Harga Eceran Tertinggi (HET) di level Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram (Kg).

Pramono berharap penanganan itu akan berlanjut hingga meningkatkan kesejahteraan petani. Salah satu strategi yang disebutkan Pramono adalah memberikan insentif kepada eksportir minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya untuk meningkatkan kesejahteraan petani sawit.

"Kami harapkan kontinuitas ini (stabilitas harga minyak goreng) berdampak ke (kesejahteraan) petani sawit, terutama petani (sawit) swadaya. Sekarang ini, harga tandan buah segar masih cukup rendah," kata Pramono.

Selain pangan, isu energi dan inflasi juga menjadi persoalan dunia. Oleh karena itu, lanjut Pramono, Presiden Joko Widodo menilai perlu ada penyegaran di badan kabinet.

Pramono juga menyebutkan tiga alasan pemilihan wakil menteri yang akan dilantik pada hari ini, yaitu kapabilitas, kapasitas, dan kebutuhan organisasi.

Menurut data Global Food Security Index (GFSI), ketahanan pangan Indonesia pada 2021 memang melemah dibanding tahun sebelumnya.

Reporter: Andi M. Arief