Belanda Bongkar Identitas Mata-mata Rusia Hendak Magang di ICC
Badan intelijen dan Keamanan Umum Belanda (AVID) telah menemukan seorang agen militer Rusia, yang mencoba menggunakan identitas palsu untuk menyusup ke Pengadilan Kriminal Internasional atau International Criminal Court (ICC). Lembaga ini sedang menyelidiki tuduhan kejahatan terkait perang di Ukraina.
Melalui pernyataan resmi, AIVD menyebut perwira intelijen Rusia ini berusaha mendapatkan akses sebagai pekerja magang ke kantor ICC di Den Haag, Belanda.
Orang tersebut bekerja untuk Badan Intelijen Militer Rusia (GRU), tetapi menggunakan identitas samaran Brasil, untuk melakukan perjalanan dari Brasil ke Belanda.
Menyitir Reuters, agen itu disebutkan bernama Sergey Vladimirovich Cherkasov. Dia membuat cerita rekaan sejak beberapa tahun lalu, agar dapat memasuki Belanda.
“Ini rencana jangka panjang, operasi beberapa tahun GRU (dinas intelijen militer Rusia) yang menghabiskan banyak waktu, energi, dan uang,” kata kepala badan intelijen Belanda Erik Akerboom, Kamis (16/6) kepada Reuters.
Polisi federal Brasil mengatakan Cherkasov telah ditahan dan diadili karena penggunaan dokumen palsu.
"Ini jelas menunjukkan kepada kita apa yang Rusia lakukan - mencoba untuk mendapatkan akses ilegal ke informasi di dalam ICC. Kami mengklasifikasikan ini sebagai ancaman tingkat tinggi," tambah Akerboom, mengatakan ICC telah menerimanya untuk magang.
Dalam sebuah pernyataan resmi, AIVD menganggapnya sebagai ancaman bagi keamanan nasional, dan dinas tersebut memberi tahu Dinas Imigrasi dan Naturalisasi Belanda. Orang tersebut mengenai hal ini dalam sebuah laporan resmi (“ambtsbericht”).
Atas dasar ini petugas intelijen tersebut dilarang masuk Belanda dan langsung diterbangkan kembali ke Brasil menggunakan penerbangan pertama yang tersedia.
Lebih lanjut, AIVD menjelaskan, bahwa perwira intelijen Rusia menggunakan identitas dengan nama Viktor Muller Ferreira, lahir 4 April 1989. Padahal nama aslinya adalah Sergey Vladimirovich Cherkasov, lahir 11 September 1985.
"Cherkasov menggunakan identitas samaran dengan baik, di mana dia menyembunyikan semua hubungannya dengan Rusia pada umumnya, dan GRU pada khususnya," bunyi pernyataan AIVD, Kamis (16/6).
Perwira semacam ini lebih sering disebut sebagai "ilegal". Mereka adalah seseorang yang menerima pelatihan panjang dan ekstensif. Oleh sebab identitas alias mereka, para ilegal sulit ditemukan.
"Atas dasar itu juga mereka sering kali tidak terdeteksi," lanjut pernyataan AIVD.
Menurut AIVD, fokus utama GRU adalah mengumpulkan intelijen militer, tetapi juga mengumpulkan intelijen yang lebih bersifat politik atau teknologi. GRU tidak hanya mengumpulkan informasi, petugasnya juga melakukan operasi rahasia untuk memberikan pengaruh.
Pemerintah Rusia maupun GRU belum memberikan pernyataan mengenai ini, tetapi Presiden Vladimir Putin di masa lalu sering membantah beragam tuduhan mata-mata, dan menyebutnya sebagai kampanye kotor Barat terhadap Moskow.