Tutup Peluang Kader Jadi Capres 2024, Nasdem Tatap Pilpres 2029

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa.
Rakernas Nasdem
17/6/2022, 18.55 WIB

Setelah memastikan tidak akan mengusung calon presiden (capres) dari kalangan internal pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) pun mempersiapkan kadernya untuk menjadi calon pemimpin untuk bersaing di 2029. 

“Pada 2029 kami akan mencalonkan kader internal,” ujar Wakil Ketua Umum Nasdem, Ahmad Ali di sela-sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Nasdem di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Jumat (17/6).

Ali menyampaikan bahwa Nasdem memiliki perbedaan mendasar dengan partai lain menyangkut proses memilih capres. Sebab di saat partai lain mengutamakan kadernya untuk diusung menjadi capres, Nasdem memilih capres berdasarkan potensinya. Oleh sebab itu, Nasdem baru akan mengusung kader, jika memang orang tersebut memiliki potensi untuk memenangi Pilpres.

“Insya Allah kalau nanti ada kader internal Nasdem yang dinilai objektif menuju kualifikasi itu, tentu kita dorong,” ungkapnya.

Sejak awal, menurut Ali, Nasdem memang tak pernah memaksakan diri untuk mengusung kader untuk mengikuti berbagai kontestasi demokrasi. Salah satu contohnya adalah ketika Nasdem mendukung Gubernur Jawa Barat saat ini, Ridwan Kamil. Dia berasal dari kalangan non partai politik saat mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 untuk posisi gubernur.

Menurut Ali, merupakan hal yang lumrah ketika partai politik mengusung putera-puteri terbaik bangsa untuk menjadi pemimpin. Oleh karena itu, dia menyayangkan ketika terdapat anak negeri yang memiliki potensi menjadi pemimpin tetapi belum memiliki kendaraan untuk mengikuti Pemilu.

Dia berpandangan partai politik semestinya memberikan kesempatan untuk memfasilitasi berbagai pihak dari kalangan non-partai, yang potensial sebagai pemimpin maupun memenangkan Pilpres.

“Partai politik selalu merasa dirinya lebih tahu, lebih baik dari orang lain. Nasdem buka peluang ke semua orang,” katanya.

Bahkan, pihaknya tak akan memaksakan capres dari kalangan luar partai untuk bergabung menjadi bagian dari kader Nasdem. Namun, tentunya pintu partai akan terbuka lebar jika bersedia bergabung menjadi kader. “Kalau kemudian yang kita dorong dan yang kita dukung mau bergabung dengan Nasdem, kenapa tidak,” ujarnya.

Dalam proses mencari pemimpin ini, pada Rakernas Nasdem kali ini Ketua Umum Surya Paloh mendulang aspirasi usulan nama capres dari tingkat bawah. Sebanyak 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) berhak mengusulkan minimal tiga dan maksimal lima nama.

Nama-nama tersebut akan dibahas pada rapat pleno Dewan Pimpinan Pusat (DPP), untuk mengerucutkan menjadi tiga nama yang akan diumumkan Paloh pada penutupan Rakernas. 

Dalam menyampaikan aspirasinya pada Kamis (16/6), mayoritas DPW mengusulkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menjadi capres. Berdasarkan laporan dari 34 DPW Nasdem, Anies diusulkan oleh 32 DPW. Kemudian terdapat nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang diusulkan 29 DPW. Selanjutnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, mendapatkan usulan dari 16 DPW.

Selanjutnya terdapat nama tokoh dari kalangan internal Nasdem, yaitu Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Rachmat Gobel, dengan usulan dari 14 DPW, dan Panglima TNI Andika Perkasa yang diusulkan 13 DPW.

Selain kelima nama tersebut, beberapa DPW ada juga yang mengusulkan nama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, hingga Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD)Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Dari internal NasDem, selain Rachmat Gobel, DPW juga mengusulkan nama Ahmad Sahroni, Syahrul Yasin Limpo, Lestari Moerdijat, Ahmad Ali, termasuk juga Prananda Surya Paloh.

Reporter: Ashri Fadilla