Observasi adalah Salah Satu Metode Pengumpulan Data, Ini Penjelasannya
Istilah observasi mungkin sudah sering kita dengar. Observasi adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menerangkan aktivitas mengamati objek tertentu. Pengamatan ini biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data.
Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas tentang observasi hingga jenis dan ciri-cirinya. Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap, simak penjelasan berikut ini.
Mengenal Makna Observasi
Definisi dari istilah observasi ini ternyata telah tercatat di beberapa sumber literasi. Menurut keterangan di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), observasi adalah peninjauan secara cermat atau cara untuk membantu mengembangkan imajinasi aktor.
Mengutip buku “Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan”, observasi merupakan bagian dalam pengumpulan data. Dalam hal ini, observasi diartikan sebagai cara mengumpulkan data secara langsung dari lapangan.
Sementara itu, pada buku “Metode Penelitian Kualitatif” disebutkan bahwa pengertian observasi adalah cara menghimpun bahan keterangan yang dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis atas fenomena yang dijadikan objek pengamatan.
Obervasi juga menjadi alat evaluasi yang digunakan untuk menilai tingkah laku individu. Makna dari observasi ini juga merupakan proses terjadinya kegiatan yang bisa diamati.
Tujuan dan Fungsi Observasi
Observasi adalah salah satu metode paling dasar dan tua karena setiap aktivitas psikologi terdapat kegiatan observasi. Menurut penjelasan di psikologi.fisip-unmul.ac.id, tujuan observasi yaitu:
- Mendeskripsikan setting yang dipelajari.
- Mengetahui aktivitas yang berlangsung.
- Mendeskripsikan pihak yang terlibat dalam aktivitas tersebut.
- Memahami makna kejadian yang dilihat dari perspektif yang terlihat dalam kejadian yang diamati.
Sementara itu, fungsi dari observasi seperti berikut:
- Menerangkan perilaku manusia.
- Melakukan verifikasi terkait perilaku yang dilaporkan.
- Menggambarkan kesenjangan antara perilaku dalam situasi testing dan situasi lain, konsistensi, dan inkonsistensi perilaku.
- Menggambarkan perilaku yang tidak bisa diungkapkan oleh alat lain.
- Menjadi laporan yang sistematis.
Kelebihan dan Kekurangan Observasi
Observasi ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berdasarkan keterangan di psikologi.fisip-unmul.ac.id, berikut penjelasannya.
Kelebihan
- Data yang didapatkan cenderung memiliki keandalan yang tinggi. Terkadang observasi juga dilakukan untuk mengetahui validasi data yang sudah didapatkan sebelumnya.
- Bisa melihat langsung yang sedang dikerjakan atau pekerjaan yang rumit bahkan sulit diterangkan.
- Bisa menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan tertentu. Misalnya, tata letak, penerangan, dan lain sebagainya.
- Dapat digunakan untuk mengukur tingkat sebuah pekerjaan dalam hal waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
Kekurangan
- Pihak yang diobservasi seringkali merasa terganggu.
- Pekerjaan yang diamati bisa jadi tidak mewakili tingkat kesulitan dari sebuah pekerjaan.
- Bisa menggangu proses yang sedang diobservasi.
- Pihak yang sedang diobservasi cenderung akan melakukan pekerjaan sebaik mungkin dan menutupi kekurangannya.
Jenis Observasi dan Ciri-cirinya
Masih mengutip dari psikologi.fisip-unmul.ac.id, observasi ternyata memiliki beberapa jenis dengan ciri khasnya masing-masing. Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Observasi Sistematik
Observasi sistematik disebut juga sebagai observasi terstruktur. Jenis observasi ini terdapat kerangka yang memuat faktor dan ciri khusus dari semua faktor yang diamati. Kata sistematik pada jenis observasi ini menekankan segi frekuensi dan interval waktu tertentu.
Adapun ciri dari observasi sistematik ini, sebagai berikut:
- Isi dan luas observasi terbatas sesuai dengan rumusan khusus.
- Tanggapan dan peristiwa dicatat secara teliti dan dikuantifikasikan.
- Menggunakan one way screen.
2. Observasi Eskperimental
Jenis observasi ini dilakukan dengan cara mengendalikan unsur penting dalam situasi sedemikian rupa. Nantinya, situasi tersebut bisa diatur sesuai tujuan penelitian. Observasi ini juga bisa dikendalikan untuk mengurangi atau menghindari bahaya yang dipicu oleh faktor lain yang bisa mempengaruhi situasi.
Ciri-ciri observasi ini, antara lain:
- Observasi ini diharapkan terjadi pada situasi perangsang yang dibuat seragam maupun berbeda.
- Situasi dibuat sedemikian rupa agar bisa memunculkan variasi perilaku dan tidak diketahui maksud dari observasi tersebut.
3. Observasi Partisipan
Observasi partisipan adalah observasi yang mengambil bagian dalam kehidupan pihak yang diobservasi. Biasanya, jenis observasi ini ditemukan dalam penelitian yang sifatnya eksploratif.
Contoh dari observasi ini yaitu menyelidiki observasi dalam situasi sosial seperti cara hidup, hubungan sosial dalam keluarga, dan lain sebagainya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin menggunakan jenis observasi ini, sebagai berikut:
- Materi observasi disesuaikan dengan tujuan dari observasi tersebut.
- Waktu dan bentuk pencatatan dilakukan sesegera mungkin setelah kejadian menggunakan kata kunci.
- Kedalaman partisipasi disesuaikan dengan tujuan dan situasi.
4. Observasi Formal
Observasi formal ini memiliki sifat terstruktur tinggi, terkontrol, dan umumnya digunakan untuk penelitian. Obervasi ini memerlukan identifikasi definisi secara hati-hati, menyusun data, melatih observer dan menjaga reliabilitas antara taer, serta pencatatan, analisis, interpretasi menggunakan prosedur.
5. Observasi Informal
Jenis obervasi ini memiliki sifat lebih longgar dalam hal kontrol, elaborasi, sifat terstruktur, dan umumnya digunakan untuk merencanakan pengajaran serta pelaksanaan program harian. Observasi informal ini dikenal juga dengan nama naturalistic observation.