Diskusi Jokowi-Zelensky: Buka Blokade Ekspor Ukraina hingga Bebas Visa
Presiden Joko Widodo telah mengakhiri kunjungannya ke Ukraina pada Rabu (29/6). Jokowi juga telah bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky untuk membicarakan sejumlah hal tekait konflik Ukraina dan Rusia.
Ada enam hal yang menjadi pembicaraan Jokowi dengan Zelensky. Pertama adalah undangan kepada pemimpin Ukraina tersebut untuk berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November mendatang.
"Kedua, menegaskan posisi prinsip Indonesia terhadap penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah," kata Jokowi dalam konferensi pers bersama, Rabu (30/6).
Poin ketiga, meminta Ukraina dan Rusia untuk menyelesaikan konflik secara damai. Jokowi mengajak semua pihak untuk terus memelihara spirit perdamaian.
"Dalam hal ini, saya menawarkan diri untuk membawa pesan Presiden Putin yang akan segera saya temui," katanya.
Keempat, Jokowi menyampaikan empati kepada kondisi Ukraina yang dilanda perang. Oleh sebab itu pemerintah akan berusaha memberikan obat-obatan hingga merekonstruksi rumah sakit yang ada di Kyiv.
Kelima, menegaskan pentingnya Ukraina dalam rantai pasok global. Oleh sebab itu Jokowi akan mengusahakan agar negara tersebut bisa mengekspor bahan pangan.
"Penting untuk memberikan jaminan keamanan ekspor pangan termasuk lewat pelabuhan," kata dia.
Hal terakhir adalah komitmen memperkuat kerja sama Indonesia dan Ukraina dalam 30 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Zelensky menyinggung salah satu yang diperkuat adalah bebas visa antara dua negara.
"Penting untuk kemajuan ekonomi, pembangunan, pendidikan, dan hubungan masyarakat dua negara," kata Zelensky.
Zelensky juga berharap blokade Rusia di Laut Hitam bisa diakhiri karena mengganggu ekspor gandum Ukraina. Apalagi RI menjadi salah satu importir bahan pangan tersebut.
"Ini memunculkan ancaman kelaparan dan krisis pangan dunia," kata dia.
Dia juga mengapresiasi dukungan Indonesia terhadap kedaulatan wilayah Ukraina serta undangan ke G20. Meski demikian, kedatangannya ke Bali masih tergantung situasi dan beberapa hal lainnya.
"Saya menerima undangan anda, tapi kehadiran kami tergantung situasi dan komposisi partisipan di sana," kata Zelensky.