Menlu Negara G20 akan Bertemu, Perkuat Solidaritas Atasi Krisis Global

ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana/YU
Kedatangan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu (kanan) di Bandara Ngurah Rai, Bali, Rabu (6/7/2022) untuk menghadiri G20 Foreign Ministers Meeting (FMM).
Penulis: Happy Fajrian
6/7/2022, 20.32 WIB

Pertemuan para menteri luar negeri negara anggota G20 atau The G20 Foreign Ministers Meeting (G20 FMM) akan digelar di Bali mulai besok, Kamis (7/7) hingga Jumat (8/7).

Pertemuan yang mengusung tema “Membangun dunia yang lebih damai, stabil, dan sejahtera bersama” ini akan menjadi forum strategis untuk membahas upaya pemulihan global di tengah situasi yang tidak menentu saat ini.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, mengatakan Indonesia optimistis pertemuan tersebut akan menghasilkan masukan progresif yang akan menguatkan multilateralisme ataupun solidaritas antarnegara di tengah krisis yang sedang melanda dunia.

“Situasi dunia memang sangat sulit saat ini, di sinilah kita perlu bekerja sama menjalankan komitmen untuk perdamaian dan kemanusiaan,” ujar Retno pada konferensi pers secara virtual seperti dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (6/7).

Adapun FMM akan membahas dua isu utama yakni penguatan kerja sama dan krisis pangan serta Energi. Sesi penguatan multilateralisme akan membahas langkah-langkah bersama untuk memperkuat kolaborasi global dan membangun rasa saling percaya antar negara, yang akan menjadi lingkungan pendukung bagi stabilitas, perdamaian, dan pembangunan dunia.

“Situasi dunia memang sangat sulit saat ini, di sinilah kita perlu bekerja sama menjalankan komitmen untuk perdamaian dan kemanusiaan,” kata Retno.

Dalam sesi ini dua pembicara khusus akan berdiskusi membagi idenya tentang pemberdayaan prinsip dan forum multilateral di tengah situasi geopolitik saat ini. Mereka adalah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan Professor Jeffrey Sachs dari Columbia University.

Sementara sesi kedua tentang ketahanan pangan dan energi akan membahas langkah-langkah strategis untuk mengatasi krisis pangan, kelangkaan pupuk, dan kenaikan harga komoditas global.

Naiknya harga komoditas dan terganggunya rantai pasokan global berdampak besar pada negara-negara berkembang. Untuk itu, G20, sebagai forum ekonomi yang mewakili berbagai kawasan di dunia, memiliki kekuatan untuk membahas isu-isu tersebut secara komprehensif untuk menemukan solusi sosial ekonomi yang berkelanjutan.

Untuk sesi ini, Indonesia mengundang tiga pembicara khusus, yaitu David Beasley (Executive Director World Food Programme), Damilola Ogunbiyi (Special Representative of the UN Secretary-General for Sustainable Energy for All and Co-Chair of UN-Energy), dan Mari Elka Pangestu (Direktur Pelaksana Bank Dunia). Mereka akan memberikan wawasan tentang dampak konflik saat ini terhadap ekonomi dan pembangunan dunia.

Selain itu, di sela-sela Pertemuan Menlu G20, Menlu Retno juga akan melakukan beberapa pertemuan bilateral dengan Menlu baik dari negara anggota G20 maupun negara undangan lainnya.

G20 adalah platform multilateral strategis yang menghubungkan 20 ekonomi utama dunia. G20 memainkan peran strategis dalam mengamankan masa depan pertumbuhan ekonomi global dan kemakmuran.

Indonesia memegang Kepresidenan G20 2022 dan memprioritaskan kerja sama dalam memperkuat arsitektur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Dengan situasi baru di Ukraina, isu terkait ketahanan pangan juga akan dibahas secara luas pada pertemuan G20.

Rangkaian pertemuan G20 di bawah Kepresidenan Indonesia dimulai pada 1 Desember 2021 dan akan mencapai puncaknya pada Bali Summit pada 15-16 November 2022.

Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.