Cara menanam bawang merah bisa menjadi informasi yang menarik, terutama bagi seseorang yang ingin memulai usaha pertanian, atau sekadar mengetahuinya untuk bercocok tanam secara kecil-kecilan.
Bawang merah merupakan komoditas hortikultura berumur pendek, dan mempunyai nilai komersial tinggi, meski dalam praktiknya memiliki resiko yang tinggi pula. Bawang merah merupakan tanaman hortikultura yang sudah sejak lama dibudidayakan oleh masyarakat pertanian secara intensif.
Meski pengetahuan umum mengenai cara menanam bawang merah, mampu membantu budidayanya. Namun, ada banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan budidaya bawang merah. Ini mencakup soal penggunaan benih, varietas, pengendalian hama, serta pengelolaan hara, dalam bentuk pemupukan tepat waktu, dan tepat jumlah.
Meski demikian, pengetahuan yang spesifik mengenai cara penanaman tetap diperlukan, dan memegang peranan penting dalam budidaya bawang merah.
Cara Menanam Bawang Merah
Ada beberapa faktor yang perlu diketahui terkait penanaman bawang merah, yang perlu diketahui. Faktor-faktor yang dimaksud ini, mencakup mulai syarat tumbuh tanaman bawang merah, hingga alur memanennya.
Berikut ini, penjelasan secara detail mengenai cara menanam bawang merah dilihat dari faktor-faktor yang menyertainya upaya budidaya komoditas ini.
1. Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh menjadi faktor pertama yang perlu diperhatikan dalam cara menanam bawang merah. Ketika seseorang hendak membudidayakan bawang merah, harus memperhatikan beberapa syarat tumbuh berikut.
- Kesesuaian agroklimat
- Cahaya matahari minimum 70%,
- Suhu udara 25-32 derajat celcius (0C).
- Kelembaban nisbi 50-70%.
- Struktur tanah remah, tekstur sedang sampai tinggi, drainase dan aerasi yang baik, mengandung bahan organik yang cukup, dan pH tanah netral (5,6– 6,5).
- Jenis tanah menggunakan aluvial atau kombinasinya dengan tanah glei-humus atau latosol.
- Sumber air tersedia
- Penentuan waktu tanam, yang ditentukan berdasarkan datangnya musim hujan, ketersediaan air atau sesuai kebutuhan
Selain itu, pemilihan varietas juga menjadi salah satu cara menanam bawang merah. Varietas yang dianjurkan antara lain, Bima Brebes, Super Philipin, Pikatan, Pancasona, Mentes
2. Persiapan Lahan
Cara menanam bawang berikutnya adalah, mempersiapkan kontur lahan. Karena bawang merah umumnya ditanam pada lahan bekas padi sawah atau bekas tebu, maka perlu menyiapkan bedengan, dengan lebar 1,2-1,5 meter (m), dengan kedalaman parit 50-60 centimeter (cm) dan lebar parit 40-50 cm. Bedengan mengikuti arah timur-barat.
Tanah yang telah diolah dibiarkan sampai kering kemudian diolah lagi 2–3 kali sampai Pada lahan tegalan atau Lahan kering Tanah dibajak atau dicangkul sedalam 30 cm, kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 40 cm, sedangkan panjangnya tergantung pada kondisi lahan
Aspek persiapan lahan dalam cara menanam bawang merah ini, juga memperhatikan pemilihan lahan dengan pH kurang dari 5,6. Selain itu, diberi dolomit minimal 2 minggu sebelum tanam dengan dosis 1-1,5 ton per hektar (ha) per tahun (untuk dua musim tanam berikutnya), yang disebar pada permukaan tanah dan kemudian diaduk rata.
3. Penanaman
Setelah syarat tumbuh, dan lahan disiapkan, cara menanam bawang merah diawali dengan pemotongan ujung bibit hanya dilakukan apabila bibit bawang merah belum siap ditanam (pertumbuhan tunas dalam umbi 80%).
Langkah penanaman yang harus dilakukan, antara lain:
- Kebutuhan umbi bibit 1-1.2 ton per ha, dengan ukuran umbi sedang (5-10 g) dan berumur 2-3 bulan dari panen (ciri tunas sudah sampai ke ujung umbi).
- Jarak tanam yang digunakan 20 cm x 15 cm.
Patut diingat, tanaman bawang merah membutuhkan air yang cukup banyak selama pertumbuhan dan pembentukan umbi, terutama pada musim kemarau. Oleh karena itu, pada lahan bekas sawah, penyiraman dilakukan satu kali sehari pada pagi atau sore hari sejak tanam sampai umur menjelang panen.
Pada musim hujan, penyiraman ditujukan untuk membilas daun tanaman dari tanah yang menempel. Periode kritis dari kekurangan air terjadi saat pembentukan umbi. Penyiangan dilakukan 2-3 kali selama satu musim tanam, terutama pada umur 2 minggu setelah tanam.
Sebagai informasi, dalam menjalankan cara menanam bawang merah, perbaikan pinggir bedengan harus dilakukan bersamaan dengan waktu penyiangan.
4. Pemupukan
Cara menanam bawang merah tidak berhenti pada fase penanaman. Sebab, agar budidaya bawang merah ini berhasil, perlu dilakukan pemeliharaan, di mana salah satunya adalah pemupukan.
Dalam proses pemupukan pada lahan bekas padi sawah, atau bekas tebu harus memperhatikan beberapa hal, antara lain:
- Pupuk dasar seberat 300 kilogram SP-36/ha, 60 kilogram KCl/ha, dan 500 kilogram NPK mutiara (16:16:16), yang disebar serta diaduk rata dengan tanah, 7 H sebelum T.
- Pupuk susulan berupa 180 kilogram Urea/ha, atau 400 kilogram ZA/ha dilakukan pada umur 10-15 HST dan pada umur 30-35 HST adalah 180 kilogram Urea/ha.
Sementara, pemupukan pada lahan tegalan atau lahan kering, perlu memperhatikan beberapa hal berikut.
- Pupuk dasar 1-3 hari sebelum tanam, yang menggunakan pukan sapi/kuda (15-20 ton/ha) atau kotoran ayam (5-6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha) dan pupuk buatan SP-36 (250 kilogram/ha).
- Pemupukan susulan, menggunakan Urea (150-200 kilogram/ha), ZA (300-500 kilogram/ha) dilakukan pada umur 10-15 HSTdan pada umur 1 BST masing-masing ½ dosis.
Untuk pemupukan susulan, bisa juga menggunakan pupuk majemuk NPK (16-16-16) 600 kilogram/ha, yang diberikan seminggu sekali dengan cara dicor disekitar tanaman
5. Pengendalian Hama
Sebagai bagian dari pengetahuan mengenai cara menanam bawang merah, perlu juga mengetahui terkait hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman ini. Pengetahuan ini, diperlukan demi upaya mengendalikan hama.
Adapun, hama serta penyakit yang biasa menghinggapi tanaman bawang merah, antara lain:
- Ulat Daun Bawang (Spodoptera Exigua)
Gejala serangan: pada daun yang terserang terlihat bercak putih transparan. Hal ini karena ulat menggerek daun dan masuk ke dalamnya sehingga merusak jaringan daun sebelah dalam sehingga kadang-kadang daun terkulai.
Cara pengendalian: rotasi tanaman, waktu tanam serempak, atau dengan pengendalian secara kimiawi yaitu menggunakan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC
- Ulat Tanah (Agrotis Ipsilon)
Pengendalian dilakukan secara manual yakni dengan mengumpulkan ulat ulat pada sore/senja hari di antara pertanaman serta menjaga kebersihan areal pertanaman.
- Trips (Trips tabaci Lind)
Gejala serangan: terdapat bintik-bintik keputihan pada helai daun yang diserang, yang akhirnya daun menjadi kering. Serangan biasanya terjadi pada musim kemarau.
Cara pengendalian: mengatur waktu tanam yang tepat, atau secara kimiawi yakni dengan penyemprotan Curacron 50 EC, Diasinon 60 EC, atau Bayrusil 35 EC.
- Penyakit Bercak Ungu (Alternaria Porri)
Gejala seranga: pada daun yang terserang, yang umumnya daun tua, terdapat bercak keputih-putihan dan agak mengendap, lama kelamaan berwarna ungu berbentuk oval, keabu-abuan dan bertepung hitam. Serangan umumnya terjadi pada musim hujan.
Cara pengendalian: rotasi tanaman, melakukan penyemprotan setelah hujan dengan air untuk mengurangi spora yang menempel pada daun. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan fungisida, antara lain Antracol 70 WP, Ditane M-45, Deconil 75 WP, atau Difolatan 4F.
Memanen Bawang Merah
Pengetahuan mengenai cara menanam bawang merah, juga termasuk langkah atau alur terkait memanennya. Meski memanen merupakan langkah terakhir, namun dalam pelaksanaannya tidak bisa dilakukan sembarangan.
Berikut ini sejumlah poin yang harus diperhatikan saat memanen tanaman bawang merah.
- Sebagian besar (> 80%) daun tanaman telah rebah.
- Jika dipegang, pangkal daun sudah lemas.
- Daun (70-80%) berwarna kuning pucat.
- Umbi sudah terbentuk dengan penuh dan kompak.
- Sebagian umbi sudah terlihat di permukaan tanah.
- Umbi berwarna merah tua/merah keunguan serta berbau khas.
Setelah memanen, langkah yang harus dilakukan adalah mengolahnya. Cara mengolah bawang merah pasca-panen, antara lain:
- Pengeringan: menjemur umbi di bawah sinar matahari 7-14 hari,
- Pembalikan : setiap 2-3 hari saat susut bobot umbi mencapai 25-40% dengan kadar air 80-84%.
- Bawang merah konsumsi dikemas dengan karung jala yanantara 50-100 kilogram. di dalam gudang berkapasitas
- Penyimpanan bibit dilakukan dalam bentuk ikatan lalu digantungkan pada rak-rak bambu.
- Suhu penyimpanan 30-33 °C, kelembaban nisbi 65-70%.