Penyebab Jakarta Tambah Miskin di Masa Pimpinan Anies dan Riza

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/YU
Dua warga melintas di kawasan rumah padat penduduk Kebun Melati, Jakarta, Kamis (23/6/2022).
Penulis: Yuliawati
15/7/2022, 20.13 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat jumlah penduduk miskin di Ibu Kota bertambah 3.750 orang menjadi 502,04 ribu orang. Jumlah ini meningkat sekitar 4,69% dari total jumlah penduduk Jakarta, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022.

"Bertambahnya jumlah penduduk miskin ini di antaranya disebabkan penurunan daya beli masyarakat karena dampak pandemi COVID-19," kata Kepala BPS DKI Jakarta Anggoro Dwitjahyono, dikutip dari Antara, Jumat (15/7).

Anggoro mengatakan penurunan daya beli tersebut salah satunya dipicu tingginya inflasi secara umum pada periode September 2021 hingga Maret 2022 mencapai 1,78%.

Sedangkan pada kelompok bahan makanan pada periode yang sama juga tercatat mengalami kenaikan harga mencapai 3,51%.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan tingkat kemiskinan di Ibu Kota bertambah pandemi corona. "Jadi peningkatan kemiskinan tidak hanya di DKI tetapi seluruh Indonesia itu disebabkan karena pandemi Covid-19 yang lebih dari dua tahun," kata Riza Patria di Balai Kota Jakarta, Jumat.

Riza menjelaskan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI bersama pemerintah pusat mengupayakan berbagai program dan solusi yang dibuat untuk mendorong ekonomi masyarakat.

Upaya berkolaborasi dengan pemerintah pusat tersebut, kata dia, mampu mengendalikan Covid-19 dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta tingkat inflasi yang lebih rendah dibandingkan negara lain.

Pada Juni lalu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto mengkritik Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang membuat tingkat kemiskinan di Jakarta sama pada 15 tahun sebelumnya. Hasto mengatakan kondisi Jakarta lebih baik saat dipimpin oleh pasangan gubernur dan wakil gubernur yang diusung PDIP, yakni Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.

Djarot optimistis dirinya mampu mengatasi kemiskinan dan permasalahan lain di Jakarta jika kembali dipercaya memimpin ibu kota. “Kalau dulu diberikan kesempatan satu periode lagi, saya pastikan di bawah lima persen,” ujarnya.

Kemiskinan Jakarta Bertambah Dibandingkan September

BPS melakukan survei kemiskinan selama dua kali dalam satu tahun yakni periode Maret dan September. Data kemiskinan pada Maret tahun ini apabila dibandingkan pada posisi September 2021, menunjukkan angka kemiskinan di Jakarta itu naik 0,02%.

BPS DKI juga mencatat secara khusus penduduk sangat miskin bertambah 2.000 orang yakni dari 144,3 ribu orang pada September 2021 menjadi 146,3 orang pada Maret 2022.

Selain penduduk miskin bertambah, tingkat ketimpangan di Jakarta juga naik. Indeks gini dari 0,411 pada September 2021 menjadi 0,423 pada Maret 2022.

Ketimpangan pada kelompok pengeluaran terendah lebih tinggi dibandingkan kelompok kelompok pengeluaran atas. Pengeluaran penduduk pada kelompok 40% terendah berkurang dari 17,02% pada September 2021 menjadi 16,60% pada Maret 2022.

Sebaliknya, pengeluaran kelompok 20% teratas meningkat dari 47,78% menjadi 50,18%. BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar untuk menghitung kemiskinan di Jakarta.

Dengan pendekatan itu, BPS menilai kemiskinan merupakan ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan non makanan yang diukur dari sisi pengeluaran atau belanja.

Reporter: Antara