Genjot Produksi, Jokowi Minta Lahan Jagung Ditambah 86 Ribu Hektare

Antara
Presiden Joko Widodo menanam jagung bersama petani di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (24/3). Foto: Antara
Penulis: Rizky Alika
1/8/2022, 22.08 WIB

Pemerintah ingin meningkatkan produksi jagung nasional. Presiden Joko Widodo pun meminta jajarannya untuk memperluas lahan jagung sebesar 86 ribu hektare.

Hal ini sesuai dengan hasil rapat terbatas antara sejumlah menteri dan Jokowi pada Senin (1/8).

“Yang dimintakan 141 ribu hektare dan 86 ribu hektare merupakan lahan baru," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (1/8).

Upaya ini dilakukan lantaran harga jagung global berada di angka US$ 335 per ton atau setara Rp 5 ribu per kilogram. Selain itu, peningkatan produksi dilakukan di tengah terbatasnya ekspor jagung di Cina dan India.

Adapun, lahan jagung yang akan diperluas berada di Papua, Papua Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Kalimantan Utara.

Selain pembukaan lahan baru, Kepala Negara juga mendorong intensifikasi, ekstensifikasi, hingga peningkatan pemasaran. Salah satu upaya yang dilakukan dalam ekstensifikasi adalah dengan mendorong bibit hasil rekayasa genetik (GMO) ataupun hibrida.

Selain itu, pemerintah telah mendorong bibit unggul hibrida jagung yang dapat memproduksi antara 10,6-13,7 juta ton per hektare. Airlangga mengatakan, ada 14 varietas yaitu Pertiwi 3 F1, Bisi, NK Perkasa, Singa, Bima, Dahsyat, P36 dan lainnya. 

“Artinya hibrida ini berbasis hibrida nasional,” ujar dia.

Guna mendukung hal tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan merevisi aturan terkait GMO tersebut.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika