Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menegaskan bahwa pemerintah serius dalam menangani berbagai wabah yang berkembang saat ini, mulai dari penyakit mulut dan kuku atau PMK, cacar monyet, hingga Covid-19.
Pernyataan tersebut pun sudah disampaikan kepada pemerintah negara penyumbang wisatawan mancanegara terbesar Indonesia, yakni Australia.
"Kita harus sampaikan ke dunia luar bahwa Indonesia sangat serius menangani ancaman-ancaman wabah dan varian-varian baru, baik penyakit Covid-19 maupun penyakit lainnya. Tidak usah khawatir berkunjung ke Indonesia, semua terkendali, aman, dan nyaman untuk berwisata," kata Menteri Parekraf Sandiaga Uno, Senin (1/8).
Untuk cacar monyet, Sandiaga menambahkan bahwa saat ini kewaspadaan di perbatasan ditingkatkan untuk menjaga masuknya wabah yang telah dideteksi di Singapura ini.
Sandi juga menambahkan pemerintah sedang berkeliling terkait vaksinasi booster bagi tenaga kerja pariwisata. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, total dosis booster yang telah disuntikkan mencapai 56,1 juta dosis.
Belum lama ini, Selandia Baru dan Australia memperketat pembatasan biosekuriti untuk mencegah masuknya virus penyakit mulut dan kuku (PMK) dari Indonesia.
Saat ini, tidak ada penerbangan langsung dari Indonesia menuju Selandia Baru. Meski demikian, PMK dinilai dapat masuk ke Selandia Baru dari wisatawan Australia yang telah berwisata ke Asia Tenggara.
"Kami ingin memastikan bahwa kami telah menempatkan semua pengaturan yang dapat melindungi kami dari bahaya PMK," kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern seperti dikutip dari Barrons pada Rabu (27/7).
Ardern mengatakan virus PMK tidak pernah pecah dan merebak di Selandia Baru. Jika PMK masuk ke Selandia Baru, hampir 100.000 lapangan kerja di sektor agrikultur dapat terancam.
Pemerintah Australia sampai saat ini menolak usulan penutupan batas negara dari Indonesia secara penuh. Adern mengatakan Pemerintah Selandia Baru bekerja sama dengan otoritas Australia untuk mengurangi risiko masuknya PMK ke masing-masing negara lebih jauh.
Sementara itu, Pemerintah Australia akan menyediakan keahlian teknis dan dukungan lainnya kepada tiga negara terkait penyakit ternak, seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) dan lumpy skin desease (LSD). Tiga negara tersebut yakini Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini.
Paket tersebut merupakan tambahan dari satu juta dosis vaksin yang telah dikirimkan ke Indonesia. Tujuan dari bantuan tersebut adalah melindungi hewan ternak di Australia, tapi tidak menekan tingkat kunjungan wisatawan ke Australia.
“Pemerintah Federal menganggap serius akan hal ini, dan kami membutuhkan setiap pelancong untuk melakukan hal yang sama,” kata Menteri Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Australia Murray Watt dalam keterangan resmi, Jumat (22/7).
Dari anggaran senilai AU$ 5 juta, pemerintah Australia berencana untuk memberikan dukungan personel dan logistik terkait distribusi vaksin penyakit ternak, salah satunya vaksin PMK. Selain itu, pemerintah negeri Kangguru juga akan memberikan dukungan proses pengujian dan pekerjaan epidemiologis.
Selain memberi dukungan, pemerintah Australia juga mengucurkan anggaran senilai AU$ 9 juta untuk memperkuat biosekuriti. Artinya, total anggaran yang dikeluarkan pemerintah Australia untuk bertahan dari PMK dan LSD mencapai AU$ 14 juta.
Terkait penguatan Biosekuriti, pemerintah australia akan menempatkan 18 petugas biosekuriti baru di bandara dan tempat pemrosesan surat. Di samping itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk kegiatan diagnostik dan pengawasan penyakit PMK dan LSD.
“Ini adalah paket dua cabang yang berupaya membantu tetangga kita dari ancaman saat ini di luar negeri, sambil menjaga perbatasan kita tetap kuat,” kata Watt.