Syarat RI Maju pada 2045, Ridwan Kamil: Jangan Bertengkar Soal Pilpres

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memberikan sambutan usai mengukuhkan Satgas Saber Pungli di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Selasa (19/4/2022).
5/8/2022, 18.26 WIB

Indoneisa tengah mempersiapkan generasi emas pada 2045. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, ada sejumlah syarat untuk mencapai tahun emas tersebut, salah satunya tidak bertengkar mengenai masalah kecil hingga pemilihan presiden (pilpres).

Menurutnya, Indonesia merupakan negara yang kerap bertengkar untuk membahas masalah 'dapur' karena memperdebatkan urusan sendiri. Akibatnya, RI tidak memiliki waktu untuk mengejar negara yang sudah maju.

"Jangan bertengkar. Urusan sepak bola, pilpres, beda baju, dan sebagainya," kata Ridwan dalam acara 10 Tahun Forum Pemred di Hotel Raffles, Jakarta, Jumat (5/8).

Berikutnya, syarat untuk mencapai generasi emas 2045 ialah menciptakan sumber daya manusia yang luar biasa. Untuk itu, Indonesia harus memberantas permasalahan anak pendek (stunting).

Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan, 25% anak Indonesia masih stunting. "Memberantas stunting itu penting karena akan melahirkan 2045 generasi negara," katanya.

Selain itu, ia meminta masyarakat untuk fokus pada ekonomi masa depan. Hal ini dianggap perlu karena Indonesia tengah menghadapi berbagai disrupsi, yaitu disrupsi pandemi, revolusi digital, dan pemanasan global.

Adapun, ekonomi masa depan itu meliputi hilirisasi industri serta tidak mengekspor produk mentah. Kemudian, ekonomi masa depan diperoleh dengan memanfaatkan ekonomi digital. "Kami di Jawa Barat kasih makan lele pakai HP. Itu masa depan ekonomi digital," ujar dia.

Berikutnya, sektor yang akan berkembang di masa depan ialah ekonomi hijau. Sebagai contoh, Indonesia dapat memanfaatkan serta mengekspor energi baru terbarukan.

Kang Emil juga mengingatkan, Indonesia merupakan negara maritim. Untuk itu, Indonesia perlu memaksimalkan potensi ekonomi maritim, seperti memungut pajak pada kapal yang melintas Selat Malaka dan Selat Sunda.

Terakhir, ia mengingatkan pentingnya ekonomi berkeadilan berdasarkan Pancasila. "Ekonomi Pancasila ada ekonomi kompetisi, tapi perlu kooperasi," ujar dia.

Reporter: Rizky Alika