Buruh hingga mahasiswa menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di Jakarta untuk menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Namun, Presiden Joko Widodo memilih bekerja di Istana Kepresidenan Bogor.
Hal ini diketahui berdasarkan keterangan pers Biro Sekretariat Presiden. Kepala Negara disebut memimpin rapat evaluasi Proyek Strategis Nasional (PSN) pada hari ini.
"Rapat mengenai Evaluasi PSN yang dipimpin oleh Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Provinsi Jawa Barat, Selasa," demikian tertulis, dikutip Selasa (6/9).
Berbeda dari sebelumnya, Istana Kepresidenan Bogor kerap digunakan untuk menyambut tamu negara. Sementara, rapat terbatas dengan para menteri biasa dilakukan di Istana Kepresidenan Jakarta.
Adapun, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia yang juga Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, aksi hari ini melibatkan sekitar 3.000-5.000 buruh dan dipusatkan di Gedung DPR RI. Aksi dimulai pukul 10.00 WIB dan mulai berakhir pukul 15.00 WIB.
"Aksi ini diorganisir Partai Buruh dan organisasi serikat buruh, petani, nelayan, guru honorer, PRT, buruh migran, miskin kota, dan organisasi perempuan di 34 provinsi. Aksi serentak akan dilakukan di Kantor Gubernur," kata Said.
Said mengatakan aksi di daerah dilakukan di depan kantor gubernur bertujuan untuk meminta gubernur agar membuat surat rekomendasi kepada presiden dan pimpinan DPR RI agar membatalkan kenaikan harga BBM.
Sementara itu Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyerukan aksi serentak di seluruh wilayah Indonesia selama lima hari, mulai hari ini Selasa (6/9) sampai Sabtu (10/9). Mereka menilai kebijakan pemerintah semakin jauh dari keberpihakannya kepada rakyat.
”Maka kita akan kembali penuhi jalan dan persimpangan. Kita akan melihat kembali pergerakan mahasiswa pada ruang-ruang perjuangan di masyarakat. Bergerak dan menyadarkan posisi mahasiswa di setiap fragmen perubahan,” tulis BEM SI dalam postingan Instagramnya, @bem_si.
Pemerintah telah menaikan harga BBM bersubsidi sejak Sabtu (3/9). Harga Pertalite yang semula Rp 7.650 per liter naik kini menjadi Rp 10.000 per liter, kemudian solar dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter.