Harga Kedelai Tinggi, Pengrajin Tahu Tempe Ancam Gelar Demonstrasi

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Pekerja mengemas tahu yang baru diproduksi ke dalam plastik di industri rumahan di kawasan Duren Tiga, Mampang, Jakarta, Rabu (31/8/2022).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Yuliawati
27/9/2022, 11.43 WIB

Kenaikan harga kedelai membuat pengrajin tahu dan tempe dari sekitar tujuh provinsi berencana menggelar demonstrasi. Gabungan Koperasi Tempe Tahu Indonesia atau Gakoptindo juga menagih pemerintah yang menjanjikan subsidi kedelai.

Ketua Umum Gakoptindi Aip Syarifudin mengatakan subsidi kedelai belum kunjung cair. Subsidi tersebut senilai Rp 1.000 per kilogram (Kg).

"Subsidi kedelai sudah hampir dua bulan diurus, belum terbit juga. Surat keputusan perpanjangan subsidi tersebut sampai dengan Desember 2022," kata Aip kepada Katadata.co.id, Selasa (27/9).

Perum Bulog mensubsidi selisih harga senilai Rp 1.000 per kilogram pada April-Juli 2022. Program tersebut ditargetkan untuk pembelian kedelai sebanyak 800.000 ton.

Namun, realisasi penyaluran subsidi selama April-Juni 2022 hanya mencapai 80.000 ton atau 10% dari target. Subsidi tersebut menjadi makin penting lantaran harga kedelai di tingkat pengrajin telah naik hingga Rp 13.000 per Kg dari posisi April 2022 sekitar Rp 12.000 per Kg.

Aip mengatakan pengrajin tempe dan tahu dari sebagian provinsi menilai demonstrasi menjadi jalan satu-satunya agar program subsidi selisih harga tersebut terealisasi dalam waktu dekat. Aip menyampaikan sebagian besar pengrajin telah menjerit dan mengancam untuk mogok produksi.

Beberapa pengrajin tersebut dari daerah di Aceh, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Lampung, Jawa Barat, dan Banten. "Desakan demonstrasi terkuat datang dari Aceh dan Lampung," kata dia.

Aip mencatat pengrajin tahu dan tempe di Lampung telah menyiapkan rencana untuk menghentikan produksi selama tiga hari berturut-turut. Adapun, rencana tersebut masih menunggu arahan lebih lanjut dari pengurus Gakoptindo.

"Di Aceh, harga kedelai terus meroket. Jika tidak demo, saya yakin surat keputusan program subsidi tidak akan ada lagi," ujar Aip dalam pesan singkat.

Saat ini Kementerian Pertanian mendorong petani lokal menanam kedelai untuk menjaga pasokan dalam negeri. Harga kedelai impor naik menjadi Rp 12.000 per kg. Adapun harga kedelai lokal senilai Rp 10.000 per Kg.

Ketua Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, Sutaryo, mengatakan mendata rata-rata kebutuhan kedelai nasional sebanyak tiga juta ton per tahun. Namun, dia pesimis produksi kedelai bisa dipasok dari dalam negeri. Sehingga, dia mengharapkan pemerintah memberikan subsidi kedelai.

Sutaryo mengatakan, pengrajin tahu-tempe di dalam negeri berusaha membantu pemerintah untuk menjaga kondisi perekonomian tetap kondusif dengan tidak melakukan demonstrasi. Kondisi perekonomian saat ini sudah cukup bergejolak dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak atau BBM.

"Tapi, kalau pemerintah nggak mendengar permohonan kami, kami nggak bisa menghalangi lagi keinginan para pengrajin untuk melakukan demonstrasi. Kalau bisa dilakukan dengan cara yang elegan, ayo kita lakukan secara bersama-sama," kata Sutaryo.

Reporter: Andi M. Arief