Ramai Isu Minuman Berpemanis, Kemenkes Ingatkan Bahaya Diabetes

pixabay.com
Sering merasa lapar bisa menjadi salah satu gejala diabetes yang patut diwaspadai.
28/9/2022, 08.10 WIB

Masyarakat tengah diramaikan isu minuman berpemanis dan somasi dari sebuah merek minuman. Kementerian Kesehatan pun mengingatkan bahaya diabetes melitus, obesitas, hingga gula darah tinggi jika masyarakat mengonsumsi gula berlebih.

Bukan tanpa sebab, dari data Kemenkes, sebanyak 61,2% penduduk usia 3 tahun ke atas mengonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali per hari. Sedangkan 30,2% orang mengonsumsi minuman manis sebanyak 1-6 kali per minggu. Adapun 8,51% mengonsumsi minuman manis kurang dari 3 kali per bulan.

Sementara, prevalensi diabetes di Indonesia meningkat dari 1,5 permil pada 2013 menjadi 2 permil pada 2018. Adapun angka gagal ginjal kronis meningkat dari 2 permil pada 2013 menjadi 3,8 permil pada 2018.

"Tentunya ini meningkatkan beban pembiayaan kesehatan di Indonesia," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangan tertulis, Selasa (28/9).

Hal yang harus menjadi perhatian juga naiknya obesitas anak muda sebanyak 2 kali lipat dalam 10 tahun. Angka prevalensi berat badan berlebih pada anak 5-19 tahun naik dari 8,6% pada 2006 menjadi 15,4% pada 2016.

Kemenkes juga telah berupaya mencegah konsumsi gula berlebih pada masyarakat. Caranya dengan memperbarui aturan Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak sehingga kandungannya tertera pada iklan dan promosi.

Halaman: