Program Konversi Batal, PLN Juga Batal Bagikan 300.000 Kompor Listrik

PLN
Uji coba konversi kompor elpiji menjadi kompor listrik induksi.
Penulis: Happy Fajrian
29/9/2022, 18.32 WIB

Program konversi kompor elpiji menjadi kompor listrik induksi telah resmi dibatalkan. PLN pun batal membagikan 300.000 kompor listrik gratis kepada calon penerima manfaat dari golongan pelanggan subsidi 450 volt ampere (VA) dan 900 VA tahun ini.

“Iya, nggak jadi,” kata Direktur Distribusi PT PLN (Persero) Adi Priyanto dalam acara Ngopi BUMN di Jakarta, Kamis (29/9). Meski demikian, dia juga mengatakan uji coba di Solo, Jawa Tengah, dan Denpasar, Bali akan tetap dilanjutkan.

Adapun PLN telah membagikan total 2.000 unit kompor listrik di kedua daerah pilot project tersebut, dan hasil uji coba tersebut akan dilaporkan kepada pemerintah.

“(Uji coba) jalan. Di Solo dan Denpasar. Kami melihat nanti perilaku dari pelanggan ini seperti apa, kemudian kita catat kelemahannya seperti apa, kelebihannya apa, tentunya akan kita report kepada pemerintah,” katanya.

Adi mengatakan program konversi kompor LPG ke kompor listrik memang sudah dibatalkan atas imbauan pemerintah menyusul kondisi sosial ekonomi masyarakat. Menurut dia, PLN masih melihat adanya peluang pengembangan kompor listrik.

Itu sebabnya hingga kemudian PLN diminta untuk melakukan uji coba atau pilot project di dua kota yaitu Solo dan Denpasar. “1.000 ada di Denpasar, 1.000 ada di Solo, ini kita lihat dulu nanti perkembangannya seperti apa, memperhatikan perilaku masyarakat menggunakan kompor listrik itu seperti apa,” katanya.

Sebelumnya, PLN akan mulai membagikan juta kompor listrik induksi kepada 5 juta keluarga penerima manfaat mulai tahun depan setelah uji coba tahun ini, dengan total keluarga penerimaa manfaat mencapai 15,3 juta.

PLN menyebut konversi kompor elpiji 3 kilogram atau tabung melon ke kompor induksi mampu menghemat APBN. Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memproyeksikan program ini dapat menghemat APBN hingga Rp 5,5 triliun per tahun.

Jika kompor listrik telah dibagikan kepada 15,3 juta KPM, maka proyeksi penghematan APBN bisa mencapai Rp 16,8 triliun per tahun.

"Saving ini dari mana? Ini dari fakta bahwa per kilogram elpiji biaya keekonomiannya adalah sekitar Rp 20 ribu, sedangkan biaya keekonomian (kompor induksi) sekitar Rp 11.300 per kilogram listrik ekuivalen," kata Darmawan, beberapa waktu lalu.

Dari uji coba di Solo dan Bali, lanjut Darmawan, dari sampel 23 keluarga penerima manfaat ada saving APBN sekitar Rp 20 juta per tahun.

Berdasarkan hitungan PLN, konversi elpiji 3 kg ke kompor induksi dalam skala yang lebih besar mampu menghemat APBN menghemat Rp 330 miliar per tahun untuk 300 ribu keluarga penerima manfaat pada 2022.

Produsen Kompor Listrik Telah Nyatakan Siap Produksi Hingga 1 Juta Unit per Tahun

terdapat 11 produsen kompor di dalam negeri yang bisa memproduksi kompor induksi pada tahun depan. Salah satunya adalah perusahaan milik konglomerat Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono, yakni PT Hartono Istana Teknologi (Polytron).

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin, Taufiek Bawazier, mengatakan, ketiga perusahaan di dalam negeri yang juga siap memproduksi kompor induksi pada tahun depan yaitu Maspion Elektronik (Maspion), Selaras Citra Nusantara Persada (Turbo), dan Sutrakabel Intimandiri (Sutrado).

Rencananya, menurut dia, Polytron dan Sutrado akan memproduksi masing-masing 1 juta unit per tahun, sedangkan Maspion dan Turbo akan memproduksi masing-masing 300 ribu unit per tahun.

Reporter: Antara