Hasto Singgung Koalisi, Nasdem Minta PDIP Tak Urusi Partai Lain

ANTARA FOTO/Reno Esnir/rwa.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kedua kanan) memeluk calon presiden yang diusung Nasdem pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 Anies Baswedan (kedua kiri) saat Deklarasi Calon Presiden Republik Indonesia Partai NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Senin (3/10/2022).
Penulis: Ade Rosman
12/10/2022, 11.31 WIB

Politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Bestari Barus mengkritik pernyataan "biru" lepas dari koalisi yang disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto. Menurut Bestari pernyataan itu tidak berkelas. 

“Itu merupakan politik rendahan yang sama sekali tidak elegan. Dengan pernyataan ini terlihat kualitas dari Bung Hasto seperti apa,” ungkap Bestari, Rabu (12/10). 

Bestari mengingatkan Hasto agar berhenti mengeluarkan pernyataan minor. Sebagai pengurus sentra di PDIP, Hasto diminta lebih bijak dalam berkomentar dan mengedepankan nilai-nilai kenegarawanan. 

Sebelumnya, pada Minggu (9/10) lalu Hasto Kristiyanto menyindir Nasdem setelah partai pimpinan Surya Paloh itu mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presinden. Hasto menyebut istilah "biru" keluar dari pemerintahan. 

Selain mengkritik pernyataan "biru" lepas dari pemerintahan, Bestari juga menyayangkan pernyataan Hasto yang menyebut banjir Jakarta datang setelah Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta sebagai calon presiden. Menurut dia pernyataan itu tidak relevan.

Bestari justru menilai berbagai pernyataan kontroversial yang dliontarkan Hasto justru menjadi tameng untuk menutupi lambannya PDIP dalam mengusung capres. Padahal menurut Bestari, bila PDIP benar-benar khawatir dengan berbagai permasalahan bangsa, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu bisa saja mendeklarasikan capres yang dinilai mampu. 

"Jangan malah mencampuri capres dan urusan partai lain,” ujar Bestari.

Bestari menegaskan bahwa Nasdem masih sangat loyal dalam mendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pencalonan Anies menurut dia bukanlah bentuk pembangkangan dari pemerintahan. Pengumuman capres adalah bagian dari demokrasi dan hak partai. 

Di sisi lain, dia mempertanyakan sikap PDIP yang berkomentar setelah mendeklarasikan Anies sebagai capres. Padahal, Partai Gerindra telah lebih dulu mengumumkan pencalonan Prabowo Subianto pada pilpres 2024. 

"Mengapa Partai Gerindra yang juga anggota koalisi pemerintahan, yang sudah jelas-jelas menyatakan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres tak dipersoalkan oleh Hasto dan PDIP,” ujar Bestari.

Bestari menegaskan urusan pencalonan presiden tak akan mengurangi kadar loyalitas Nasdem di pemerintahan. Nasdem kata dia akan mengawal pemerintahan Jokowi hingga akhir masa jabatan di 2024. Komitmen itu ditunjukkan NasDem dengan selalu berada di garda terdepan dalam mengawal pemerintahan, termasuk saat pemerintahan Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM. 

“Kalau hari ini Partai NasDem disangkakan lepas dikarenakan kita punya capres sendiri ini perlu diluruskan. Tidak ada kita keluar atau dikeluarkan dari koalisi. Itu tidak adai,” kata Bestari.

Mengenai Partai NasDem yang mengusung Anies Baswedan sebagai bakal capres di Pilpres 2024, bagi Bestari merupakan suatu keniscayaan. Pelaksanaan pemilu mendatang memang mengharuskan partai politik untuk melakukan penjaringan hingga memutuskan satu nama yang diusung sebagai capres.