Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI buka suara soal informasi dari World Health Organization (WHO) mengenai sirup obat untuk anak yang terkontaminasi dietilen glikol dan etilen glikol di Gambia, Afrika. Surat itu dikeluarkan otoritas kesehatan dunia itu pada 5 Oktober 2022.
Kepala BPOM RI Penny Kusumastuti Lukito dalam keterangan resminya mengatakan sirup obat untuk anak yang disebutkan dalam informasi dari WHO, terdiri dari Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.
Menurut Penny sejauh ini BPOM telah melakukan pengawasan secara komprehensif baik pre dan post-market terhadap produk obat yang beredar di Indonesia.
“Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk tersebut tidak terdaftar di Indonesia dan hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM,” jelas Penny seperti dikutip Kamis (13/10).
Penny mengatakan, saat ini BPOM RI terus memantau perkembangan kasus Substandard (contaminated) paediatric medicines mengenai produk sirup obat untuk anak terkontaminasi/substandard yang teridentifikasi di Gambia. BPOM juga melakukan update informasi terkait penggunaan produk sirup obat untuk anak melalui komunikasi dengan World Health Organization (WHO) dan Badan Otoritas Obat negara lain.
Ia berharap masyarakat tidak resah dengan adanya temuan kasus baru di Gambia. Penny pun mendorong masyarakat untuk proaktif bertanya dan menghubungi apoteker, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya untuk memastikan keamanan obat yang akan dikonsumsi.
“BPOM mengimbau masyarakat agar lebih waspada, menggunakan produk obat yang terdaftar yang diperoleh dari sumber resmi, dan selalu ingat Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) sebelum membeli atau menggunakan obat,” ujar Penny.
Kementerian Kesehatan menyelidiki kasus cedera ginjal akut yang menyebabkan kematian lebih dari 20 anak di ibu kota Jakarta tahun ini. Pengusutan ini setelah terkuaknya kasus kematian hampir 70 anak di Gambia, Afrika karena karena ginjal akut setelah mengkonsumsi obat batuk sirup yang mengandung parasetamol.
Juru bicara kementerian kesehatan, Mohammad Syahril, mengatakan Indonesia akan berkoordinasi dengan peneliti dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang telah menemukan kadar dietilen glikol dan etilen glikol dalam obat batuk yang menyebabkan anak meninggal di Gambia.
Sebelumnya Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menemukan sebanyak 131 kasus cedera ginjal akut misterius pada anak di Indonesia sejak Januari lalu. Syahril mengatakan kepada Reuters, pemerintah masih menghitung jumlah kematian secara nasional.