Akuntansi adalah salah satu kegiatan wajib yang dilakukan suatu perusahaan. Biasanya dilakukan oleh ahlinya, yakni seorang akuntan.
Profesi tersebut juga diambil tidak melalui proses yang instan. Melainkan harus menempuh pendidikan diploma atau sarjana hingga mendapatkan gelar akuntan.
Secara garis besar, akuntansi adalah proses mengolah, menganalisis dan mengolah data terkait keuangan sebuah perusahaan atau lembaga tertentu. Akuntan adalah orang yang melakukannya.
Kali ini, kami akan membahas tentang siklus akuntansi yang merupakan runtutan kegiatan yang dilakukan akuntan. Di mana olah data keuangan ini akan berguna untuk memutuskan suatu hal di masa mendatang.
Sebelum banyak membahas siklus akuntansi, penting untuk mengetahui dasarnya terlebih dahulu.
Menurut Ahli
Seorang pakar akuntansi, Paul Gradi (2017) berpendapat bahwa akuntansi berperan sebagai fungsi organisasi yang sistematis, terpercaya dan original dalam mencatat, mengklasifikasi, memproses, membuat ikhtisar, menganalisa, menginterpretasi seluruh transaksi dan kejadian serta karakter keuangan yang terjadi dalam operasional perusahaan sebagai pertanggungjawaban atas kinerjanya.
Di lain sisi, Sumarsan (2017) turut menjelaskan. Menurutnya, akuntansi adalah suatu seni untuk mengumpulkan, mengidentifikasi, mengklasifikasikan, mencatat transaksi, serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan, sehingga dapat menghasilkan informasi keuangan atau suatu laporan keuangan yang dapat digunakan oleh pihak-pihak berkepentingan.
Seperti yang sempat disinggung pada paragraf-paragraf awal, hasil dari akuntansi dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan keputusan. Terlebih yang bersifat penting dan urgensi tinggi bagi perusahaan. Maka dari itu, akuntansi harus dilakukan dengan teliti dan penuh kehati-hatian.
Melansir dari Kompas.com, American Institute of Certified Public Accounting (AICPA), menjelaskan bahwa akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian lainnya yang bersifat keuangan. Itu juga termasuk menafsirkan hasilnya dan meringkas dengan cara tertentu dalam ukuran fiskal, pertukaran dan kesempatan yang umumnya bersifat moneter dalam menguraikan hasil.
Demikian dengan pelaku atau pihak yang mengemban profesi tersebut. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata akuntan adalah ahli akuntansi yang bertugas menyusun, membimbing, mengawasi, menginspeksi dan memperbaiki tata buku serta administrasi perusahaan atau instansi pemerintah.
Hal lain yang juga patut digaris bawahi dari penjelasan di atas adalah proses akuntansi yang tak melulu hanya dilakukan pada perusahaan. Melainkan juga instansi pemerintah. Tepatnya, seluruh lembaga yang sudah tersistem dan ada pergerakan administrasi, khususnya perputaran uang di dalamnya.
Sementara itu, menurut Hery (2014) siklus akuntansi adalah proses penyusunan seluruh transaksi bisnis yang terjadi dalam perusahaan hingga tersusunnya suatu laporan keuangan.
Di samping itu, Bahri (2016) juga menyatakan bahwa siklus akuntansi adalah tahapan-tahapan yang dimulai dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusutan laporan keuangan sehingga siap untuk pencatatan berikutnya. Penjelasan tersebut termuat pada bukunya yang berjudul ‘Pengantar Akuntansi.’
Tak hanya itu, Harnanto (2002) turut berpendapat bahwa siklus akuntansi yang lengkap memiliki sebelas tahapan, yang dua di antaranya yang sifatnya opsional. Siklus akuntansi yang akan dibahas kali ini mengutip dari buku Dasar-dasar Akuntansi. Berikut penjelasannya:
Siklus Akuntansi
1. Identifikasi Transaksi
Langkah pertama ini harus dilakukan dengan teliti. Pastikan tidak ada yang keliru yang tertinggal, mengingat proses ini merupakan tonggak dari tahapan berikutnya. Identifikasi seluruh transaksi dan disesuaikan dengan bukti transaksi.
2. Analisis Transaksi
Setelah daftar transaksi sudah teridentifikasi dan buktinya juga sudah lengkap, langkah berikutnya adalah menganalisis. Yaitu dengan menentukan pengaruhnya terhadap posisi keuangan. Sebaiknya terapkan double-entry system, yakni efek dari pencatatan terhadap keuangan yang didebit dan dikredit, pastikan jumlahnya sama atau seimbang.
3. Pencatatan Transaksi
Ketika proses analisis selesai dan sudah seimbang, keseluruhan harus dicatat secara runtut pada buku jurnal, umumnya secara kronologis dari yang paling awal.
4. Posting Buku Besar
Setelah proses pencatatan selesai, berikutnya adalah memposting transaksi yang sudah termuat di dalam catatan. Dimuat ke dalam buku besar yang umumnya berisi rekening-rekening pembukuan yang digunakan untuk mencatat informasi aktiva.
5. Susun Neraca Saldo
Melansir laman Jurnal.id, neraca saldo berisi daftar saldo rekening-rekening buku besar pada periode tertentu. Membuatnya dengan cara memindahkan saldo pada buku besar ke neraca saldo. Pastikan jumlahnya seimbang.
6. Susun Jurnal Penyesuaian
Tahapan ini untuk memeriksa kekeliruan pada proses sebelumnya. Misalnya seperti transaksi yang belum dimasukkan. Cara penyusunannya sama dengan pencatatan transaksi biasa.
7. Susun Neraca Saldo Setelah Penyesuaian
Pada proses ini, yaitu penyusunan neraca saldo kedua dengan memindahkan saldo yang berhasil disesuaikan. Kemudian kelompokkan masing-masing aktiva dan atau pasiva. Keduanya juga harus dipastikan seimbang.
8. Penyusunan Laporan Keuangan
Sebelum penutup, laporan keuangan berisi keseluruhan hasil dari rangkaian tahapan di atas. Ada pun isi laporan ini meliputi laporan laba rugi, perubahan modal, neraca perusahaan dan laporan arus kas.
9. Penyusunan Jurnal Penutup
Mengutip dari Majoo.id, jurnal penutup ini berfungsi untuk menyesuaikan saldo akun sehingga jumlahnya nol agar tidak memengaruhi transaksi dalam periode berikutnya.
Demikian penjelasan mengenai sembilan siklus akuntansi yang patut diketahui. Selain menambah pengetahuan, rangkaian tersebut juga dapat menjadi pembelajaran untuk Anda yang mungkin memiliki ketertarikan di dunia akuntansi atau berminat menjadi seorang akuntan.