Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjadi calon gubernur DKI Jakarta terkuat menurut survei yang baru dirilis oleh lembaga riset Populi Center. Berdasarkan survei yang digelar pada 9-16 Oktober 2022 dengan metode acak bertingkat elektabilitas Ridwan Kamil meraih 69,7 persen suara.
"Berkaitan dengan masa depan kepemimpinan DKI Jakarta, dari 24 tokoh yang ditanyakan secara terpisah [kepada responden], nama Ridwan Kamil mendapat dukungan paling tinggi untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta tahun 2024," kata Peneliti Populi Center, Dimas Ramadhan, dalam keterangannya, Kamis (20/10).
Populi Center merupakan lembaga nirlaba untuk pengkajian opini dan kebijakan publik yang berdiri sejak 6 Juni 2012. Sejumlah nama berada di jajaran Advisor seperti Prasetyantoko dan mantan Ketua KPU Ramlan Surbakti. Untuk survei kali ini, Populi menggunakan 600 responden dengan pembiayaan menggunakan dana internal.
Lebih jauh mengenai hasil survei, Dimas mengatakan dukungan terhadap Ridwan Kamil jauh meningkat bila dibanding survei terakhir yang dilakukan Populi pada Februari 2022. Saat itu, Ridwan Kamil baru meraih elektabilitas 65,7 persen.
Calon terdekat yang bisa menyalip elektabilitas Ridwan Kamil adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan elektabilitas 67,7 persen. Pada survei Februari 2022 mantan wakil gubernur DKI Jakarta itu mengantongi elektabilitas 77,5 berada jauh di atas Ridwan Kamil.
Selain Ridwan dan Sandi, nama lain yang mendapat dukungan cukup tinggi untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta adalah Anies Baswedan (66,2%), serta Agus Harimurti Yudhoyono (55,5%). Anies Baswedan saat ini telah ditetapkan calon calon presiden dari Partai Nasional Demokrat usai mengakhiri masa jabatan pada 16 Oktober 2022 lalu.
Menurut Dimas, peralihan pimpinan dari Anies kepada Heru Budi Hartono selaku Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta menyisakan sejumlah pekerjaan besar. Meski sebanyak 83,7 persen dari responden menyatakan puas terhadap kinerja Anies selama memimpin Jakarta, namun masih ada sejumlah program yang mendapatkan nilai kepuasaan di bawah 50 persen.
"Mulai dari pengendalian harga bahan pokok, penyediaan lapangan pekerjaan, pengentasan kemiskinan, penanganan ketimpangan ekonomi, serta pemberdayaan dan pendampingan UMKM," ujar Dimas.
Bila dilihat dari elektabilitas partai, Dimas mengatakan suara tertinggi diraih oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan 18,3 persen suara, Partai Keadilan Sejahtera dengan 14,7 persen suara, Partai Gerindra 12,8 persen suara.
Partai lainnya hanya mendapat suara di bawah 10 persen yaitu Partai Demokrat dengan 8,7 persen suara, Partai Nasdem dengan 5,2 persen suara, Partai Kebangkitan Bangsa dengan 5 persen suara dan Partai Persatuan Pembangunan dengan 4,7 persen suara.